Menurut Kriteria AFC, Persebaya Belum Jadi Klub Profesional

Iklan

Klub besar memang tidak menjamin kejayaan itu berlangsung lama. Sisi lain dari sebuah klub adalah eksistensi. Berbicara eksistensi, klub kebanggaan Arek-Arek Suroboyo, Persebaya, ini cukup menjadi bahan perbincangan yang tidak kalah menariknya dengan debat Cagub. Terlebih lagi saat Persebaya di-suspend dari keanggotaan PSSI.

Siapa Bonek? Suporter Persebaya! Siapa Persebaya? Persebaya adalah Bonek. Nah, di sinilah letak eksistensi klub itu terjaga dengan baik.

Masyarakat selalu menyalahartikan saat Persebaya bertanding. Dan ini sedikit menggelikan tapi ini realita yang harus diterima. Sebuah contoh: setiap laga Persebaya pasti ada yang bertanya begini, “Cak, Bonek main ya?”. Jika tidak paham pasti kita menjawab ” Iyo cak, sampean gak nontok ta?”

Dengan percakapan tersebut tidak salah bila kita berasumsi bahwa Persebaya adalah Bonek, dan Bonek suporter Persebaya.

Iklan

Oke, mari kita tinggalkan pembukaan ini dan mulai menginjak hal-hal lebih serius.

Persebaya yang lahir sebelum PSSI ini berkumandang telah menjadi klub legendaris dengan berbagai problematika dan intrik di dalamnya. Tapi kita lewatkan bagian ini. Kita akan mencoba menerobos dan memimpikan Persebaya di masa depan.

BACA:  Industrialisasi Persebaya Jangan Sampai Membunuh Bonek

Berbicara tentang mimpi atau angan memang kadang menjadi cemooh bagi setiap orang. Tapi dengan bermimpi kita bisa melakukan apa saja semau kita.

Apa yang ada di benak kalian tentang masa depan? Pastinya hal-hal yang indah, tertata, dan wah pastinya. Demikian pula dengan saya. Banyak impian atau angan tentang Persebaya masa depan yang ingin saya ulas di sini dengan gaya free style dan sedikit serius.

Apakah Persebaya klub profesional? Jawabnya belum sepenuhnya. Apa faktor yang menentukan klub tersebut profesional?

“Era sepak bola modern adalah era di mana klub sepak bola berlomba-lomba memperbaiki kualitas tim dan perbaikan financial serta infrasruktur.”

Pernyataan di atas cukup jelas bahwa sebuah klub tidak cukup hanya mengandalkan sejarah tetapi secara profesionalisme harus menjadi pertimbangan penting keberlangsungan sebuah klub itu sendiri.

Kembali lagi, apakah Persebaya klub Profesional? jawabannya belum sepenuhnya dan bahkan bila diverifikasi pun Persebaya jauh dari kata profesional.

Mari kita telaah kriteria klub profesional menurut AFC untuk menilai apakah Persebaya layak disebut klub profesional. Persebaya harus memiliki 14 kriteria jika ingin disebut klub profesional. Apa saja?

  1. Surat jaminan penggunaan stadion dari pemilik/ pengelola stadion.
  2. Aktifitas klub yang berkontribusi terhadap lingkungan sekitar.
  3. Laporan keuangan internal dan eksternal (profit and loss statement).
  4. Diagram struktur klub, yakni manajemen/daftar pemilik dan departemen/ karyawan, finance officer, legal officer, security officer, dan local media officer (Panpel).
  5. Daftar harga tiket pertandingan.
  6. Sistem perhitungan jumlah penonton, dan dokumen business plan klub.
  7. Visi dan misi.
  8. Riset pemasaran, analisis, dan strategi
  9. Rencana jangka pendek dan rencana jangka panjang.
  10. Program dan strategi untuk menggapai rencana tersebut (poin 3).
  11. Produk dan kegiatan.
  12. Organisasasi dan sumber daya manusia.
  13. Fasilitas manajemen dan pengoperasian.
  14. Budget and proyeksi keuangan.
BACA:  Dua Hal Yang Perlu Dievaluasi Panpel Pasca Home Pertama

Kriteria di atas cukup berat bukan? Jika mengacu 14 kriteria di atas, maka dibutuhkan waktu bagi Persebaya untuk mencapainya. Namun dengan masuknya investor baru yang lebih profesional, niscaya masa depan Persebaya akan lebih cerah. Dan target untuk menjadi klub professional akan segera terpenuhi.

*) Edi Rangkuti, pecinta Persebaya

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display