Regulasi Pembatasan Pemain Usia 25 Tahun Lebih Banyak Ruginya

Para pemain seleksi Persebaya berlatih di Lapangan Persebaya, Sabtu (14/1). (Foto: Joko Kristiono/EJ)
Iklan

Sebentar lagi, kompetisi sepak bola resmi di Indonesia akan bergulir kembali. Nama kompetisi pun diganti dari sebelumnya yakni ISL, Divisi Utama, dan Liga Nusantara menjadi Liga 1, Liga 2, dan Liga 3. Beberapa regulasi baru pun diterapkan. Salah satunya adalah pembatasan maksimal dua pemain di atas usia 35 tahun untuk Liga 1 dan maksimal lima pemain di atas usia 25 tahun untuk Liga 2. Di sini saya akan membahas tentang pro kontra dari regulasi baru untuk Liga 2.

Pembatasan pemain untuk peserta Liga 2 akan menimbulkan pro dan kontra. Keuntungannya adalah untuk mempercepat regenerasi dalam sepak bola Indonesia. Dengan banyaknya pemain muda yang bermain maka akan menambah jam terbang pemain tersebut dan membuat mereka cepat berkembang. Dampak positif lainnya adalah membuat timnas Indonesia memiliki banyak stok pemain berkualitas dalam menghadapi SEA Games 2017 dan Asian Games 2018. Bagi Persebaya, rasanya sudah siap dengan regulasi tersebut karena tim ini memiliki stok pemain muda berkualitas yang berlimpah yang diambil dari kompetisi internalnya.

BACA:  Selamat Datang di Kandang Buaya, Bijahil Chalwa

Namun, regulasi tersebut memiliki lebih banyak kerugian dibanding keuntungan. Bayangkan saja, peraturan itu sama saja mematikan pemain berusia di atas 25 tahun yang memperkuat tim-tim di Liga 2. Usia 26 hingga 32 tahun merupakan usia emas seorang pesepakbola. Dan di musim sebelumnya tentu banyak tim-tim Liga 2 yang memiliki pemain di atas 25 tahun lebih dari lima orang.

Apakah mungkin musim ini akan ada banyak pesepakbola di usia emasnya kehilangan mata pencaharian hanya gara-gara regulasi tersebut? Karena tidak mungkin semua pemain di atas 25 tahun bermain di Liga 1 semua.

Iklan

Liga 2 yang notabene kasta kedua biasanya juga menjadi tempat persinggahan pemain-pemain gaek sebelum mengakhiri karirnya. Kualitas liga juga kemungkinan besar bakal menurun dan kurang semarak karena sedikitnya pemain-pemain ternama.

BACA:  Gunakan Konsep Kandang-Tandang, Liga 2 Dibagi 8 Grup?

Regulasi tersebut juga sangatlah janggal karena jika klub Liga 2 promosi atau klub Liga 1 degradasi otomatis harus merombak total skuadnya akibat regulasi. Tentu tidak masuk akal mengingat merombak tim sepak bola tidak semudah membalik telapak tangan.  Persebaya sendiri sementara ini memiliki tujuh pemain berusia di atas 25 tahun yang statusnya masih seleksi. Jumlah tersebut sudah berkurang 2 orang setelah mundurnya Feri Ariawan dan Beny Rhoman akibat adanya regulasi. Mungkin Persebaya (dan tim-tim lain) akan memiliki tim yang lebih kuat apabila regulasi tersebut direvisi ataupun dihapuskan

Menurut saya daripada membuat regulasi pembatasan pemain, lebih baik PSSI mewajibkan setiap tim memiliki tim U16, U19, dan U-21 dan membuat kompetisi di tingkat usia tersebut. Hal ini akan lebih efektif dalam memajukan persepakbolaan Indonesia.

*) Muhammad Noorridho Ilmansyah, bisa di-follow di @Idho09

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display