Menunggu, mungkin itu kata yang tepat untuk kondisi Persebaya saat ini. Ketidakjelasan jadwal kick off dan regulasi Liga 2 tentu menyulitkan banyak klub seperti Persebaya yang sudah berikrar akan dikelola secara profesional.
Kondisi tak pasti ini tentu tidak menguntungkan secara hitung-hitungan bisnis, tapi sebagai makhluk Tuhan yang beriman kita harus yakin bahwa di setiap kesulitan selalu ada jalan yang diberikan oleh Tuhan. Sejatinya ada banyak sisi positif dari kondisi ini untuk Persebaya. Sebut saja, proses bongkar pasang pemain dan adaptasi taktik bermain menjadi lebih banyak seiring dengan bertambahnya jadwal berlatih. Tak hanya itu, ada tambahan waktu untuk manajemen yang dapat digunakan untuk mendekati sejumlah sponsor tambahan, memperbaiki fasilitas utama (stadion, mes pemain, pusat kebugaran), memproduksi apparel dan merchandise; juga mendekatkan diri mereka ke tengah-tengah pendukung. Sisi negatifnya hanya satu, mereka harus sediakan kocek jauh lebih dalam untuk mempersiapkan ini semua di tengah ketidakpastian.
Bicara mengenai sponsor, infrastruktur, dan produksi maka pendekatan ke tengah-tengah pendukung sudah tentu wajib untuk dilakukan. Tanpa pendukung, klub ini tidak ada nilai jualnya. Ingat penjelasan saya di tulisan sebelumnya, bahwa embel-embel historis saja tidak akan pernah cukup, karena untuk mengarungi sekian puluh pertandingan serta mengembangkan tim dari sisi internal maupun eksternal butuh dana yang tidak sedikit. Klub ini tidak bisa lagi hanya sekedar berpangku pada nilai historis atau loyalitas pemain terhadap nama besar Persebaya di dada mereka.
Mendengarkan suara pendukung
Ajakan manajemen kepada komunitas bonek untuk bertemu dalam sebuah media bertajuk Bonek Conference adalah langkah brilian. Di Indonesia sangat jarang pendekatan ini dilakukan oleh klub. Mungkin beberapa klub ada yang pernah melakukannya, namun itu pun biasanya para pendukung selalu didekati dan didengar hanya untuk kepentingan politik sesaat. Kini kalian sebagai pendukung Persebaya harus bangga karena setidaknya klub ini bukan dipimpin oleh orang-orang yang mempunyai motif politik di belakangnya. Jadi ini seharusnya sudah jadi satu nilai plus.
Seperti yang sudah dijelaskan dalam tulisan sebelumnya, berdasarkan riset analisiscetek, karakter pendukung Persebaya mirip dengan pendukung klub liga Amerika Serikat (AS), Seattle Sounders. Fan experience nya kuat dan sudah terbentuk sejak lama, militan, punya sejarah, dan memiliki basis pendukung dengan spektrum luas (anak smp, sd, bahkan bayi). Maka dalam tulisan tersebut saya tawarkan Persebaya untuk mengikuti pendekatan Sounders kepada pendukungnya.
Lalu sekarang pertanyaannya apa untungnya buat klub? Apakah model pendekatan ini juga menguntungkan buat para pendukung? Jawabannya, model ini sangat menguntungkan kedua belah pihak.
Klub dalam hal ini adalah pihak manajemen, bisa mendengar suara pendukung dan apa saja kemauan mereka. Ini sangat dibutuhkan manajemen. Dalam hal Persebaya maka media ini salah satunya dapat memberikan kenyamanan terhadap pendukung mereka di stadion; mempersiapkan sejumlah merchandise; menyediakan makanan dan minuman yang akan dijual di stadion; mempersiapkan materi branding, komunikasi, edukasi juga sponsor; mempersiapkan program yang berhubungan dengan komunitas yang dilakukan di luar stadion; dan terakhir memastikan perlu tidaknya penerapan kebijakan tiket terusan untuk dilakukan tahun ini.
Tak hanya mendengar, manajemen juga menjelaskan ke pendukung mengenai visi dan misi serta program-program utama mereka. Dari penjelasan tersebut mereka menyerap aspirasi para pendukung, mendengarnya dan memastikan bahwa apa yang mereka lakukan sudah sesuai dengan keinginan para pendukung. Tidak lain, semua itu untuk menguatkan loyalitas para pendukung ke klub. Pada bagian ini konsep sustainable yang didengungkan di awal oleh Presiden Persebaya, Azrul Ananda beberapa waktu lalu bisa tercapai.
Sustainable tidak bicara untuk kepentingan saat ini. Tapi kepentingan di masa yang akan datang, bagaimana klub ini tetap dapat hidup dan berkembang dengan fanatisme pendukungnya. Ini semacam lompatan kuantum untuk menjaring pendukung-pendukung baru dan menumbuhkan semangat militansi positif kalian ke mereka. Dengan begitu, Persebaya tidak akan pernah mati dan membuat setiap jadwal kandangnya ditunggu dan dicari oleh penikmat sepakbola di tanah air. Loyalitas kalian, akan membentuk fan experience yang tidak bisa didapatkan dimana-mana selain di partai kandang Persebaya di Surabaya.
Bagaimana dengan pendukung? bagi pendukung banyak keuntungan yang didapatkan dari pendekatan top down dan bottom up yang dilakukan manajemen. Kemauan mereka didengar oleh manajemen, dan ini memberikan keuntungan berupa kemudahan-kemudahan saat menonton pertandingan di stadion. Sebagai contoh, pendukung Sounders dimudahkan oleh manajemen melalui kartu “Match Pass”.
Kebijakan ini mirip program Kartu Indonesia Pintar dan Indonesia Sehat yang dipromosikan Jokowi. Bedanya kartu Sounders ini multiguna dan khusus digunakan di areal stadion. Kegunaan utama kartu ini yaitu sebagai tiket pertandingan. Artinya para pendukung dan klub tidak perlu lagi mencetak atau menyimpan tiket pertandingan mereka. Mereka hanya perlu menggesek kartunya, langsung bisa menikmati pertandingan tanpa harus membuang potongan tiket itu sembarangan. Kartu ini juga dapat mencegah tiket palsu dan kehadiran para calo-calo tiket yang meresahkan. Bukan hanya itu saja, kartu ini juga dapat digunakan sebagai alat pembayaran sehingga memudahkan pembelian makanan dan minuman ketika jeda pertandingan. Hanya tinggal pesan, lalu swipe and go. Menonton pertandingan di stadion pun semudah seperti sedang menonton di rumah dan seketika ingin makan roti di tengah-tengah pertandingan. Tinggal ke belakang, ambil, lalu duduk nonton lagi. Amat praktis karena cashless sepenuhnya. Satu lagi, kartu ini juga memberikan potongan diskon jika mereka membeli merchandise Sounders di toko resmi.
Tidak berhenti disana, beberapa multiplier effect bisa didapatkan Persebaya jika mengadopsi program Match Pass ini. Apa saja? Pertama, kartu ini bisa dijadikan sebagai tiket terusan. Artinya hanya pembeli tiket terusan (bisa berwujud monthly pass, setengah musim, atau satu musim) yang bisa memilikinya. Kedua, pemilik Match Pass membutuhkan smartphone untuk membuka aplikasinya. Aplikasi ini juga harus terkoneksi dengan layanan pembayaran online. Artinya, terbuka potensi untuk menjadikan vendor telekomunikasi, perusahaan pembuat gadget, Bank, atau e-commerce seperti Tokopedia maupun Gojek yang memiliki layanan satu pintu termasuk pembayaran online sebagai salah satu sponsor Persebaya.
Menunggu sinergi bonek-manajemen
Penjelasan diatas tadi adalah contoh dampak selepas manajemen Sounders menyerap aspirasi para pendukungnya (pemilik tiket terusan) dalam kegiatan rutin “conference” yang mereka sebut sebagai Alliance, maupun riset lapangan ketika matchday. Satu hal yang harus digarisbawahi, karena kebijakan itu Sounders kini memiliki jumlah penonton kandang terbanyak di MLS dengan fan experience yang tidak bisa didapatkan di klub lainnya di AS. Para pendukung pun mampu menampilkan karakter asli mereka tanpa harus bersusah payah mengikuti tingkah polah pendukung klub-klub Inggris atau Italia sebagai kiblat sepakbola dunia.
Persebaya secara perlahan juga bisa mengikuti capaian Sounders tersebut dan Bonek Conference bisa jadi langkah awal untuk mencapainya. Di tengah ketidakpastian jadwal saat ini, semoga manajemen dan pendukung mampu bersinergi meningkatkan brand value Persebaya ke depan. Selamat berdemokrasi! Wani!
*) Adipurno Widi Putranto, tinggal di Surabaya 7 hari setiap bulannya. Bisa ditemui di akun @analisiscetek atau [email protected]