Hari ini, Selasa 28 Februari 2017, akan tercatat dalam lembaran baru Persebaya Surabaya. Adalah Dirgantara Cup yang diadakan di Sleman tepatnya di Maguwoharjo International Stadium, Persebaya akan melakoni pertandingan resminya untuk kali pertama. Ya, ini partai resmi pertama sejak diakui kembali oleh PSSI dimiliki secara mayoritas oleh Grup Jawa Pos.
Kerinduan akan Persebaya dalam diri Bonek sebagai suporter fanatik pasti tak terbendung. Hampir lima tahun mereka tidak melihat tim kesayangannya bermain. Dan hari ini, Persebaya akan bertemu PSN Ngada di pertandingan awal. Bonek sudah mulai berdatangan sejak hari Sabtu (25/2) lalu.
Kembali kita disuguhi berita miring atas kejadian kecil beberapa Bonek yang melakukan tindakan kriminal. Mereka melakukan penjarahan barang dagangan. Tentu saja ini menjadi tamparan keras jika selama masa perjuangan, Bonek mendapatkan simpati luar biasa dari masyarakat dan suporter klub lainnya.
Beberapa waktu lalu, manajemen baru sudah memulai kampanye rebranding arti Bonek. Bonek menjadi Bondo, Nekad dan Kreatif. Berbagai kegiatan dan kampanye positif lain terus menerus didengungkan. Baik oleh manajemen dan para Bonek itu sendiri. Pekerjaan paling berat semua pihak baik adalah saat Persebaya bermain di luar kandang. Jika partai home akan lebih bisa terkendali.
Pemahaman tentang nekad sendiri sering diartikan oleh sebagian Bonek dengan menyimpang, berani segala hal, berbuat seenaknya sendiri, semaunya sendiri. Sepertinya, memakai baju Bonek atau aksesoris Persebaya adalah license to kill. Dalam arti bebas melakukan apa saja. Ini yang harus dibenahi sedikit demi sedikit.
Andhi BJ, seorang Bonek dari komunitas Bonek Jabodetabek, dalam postingannya di facebook mengatakan dalam bertindak nekad, Bonek mestinya mengingat ada hak orang lain yang harus dihormati dan tidak merugikan orang lain dalam bentuk apapun sebagai pengejawantahan cinta terhadap Persebaya. Sementara Bonek lain, Cak Grandong, menambahkan bahwa sebagai tamu adalah wajib hukumnya menghormati tuan rumah dan siapa pun sepanjang perjalanan. Grandong menegaskan kembali bahwa tidak ada ceritanya Bonek bersifat sebagai penjajah. Bonek adalah bersifat pejuang dan kesatria.
Era sekarang adalah era baru. Manajemen baru, semangat baru, dan tentu saja harapan baru. Persebaya sudah di tangan yang tepat dan jadikan Bonek menjadi bagian sejarah dalam era baru ini. Ingat, bahwa perjuangan Bonek dalam mengembalikan Persebaya memakan banyak pengorbanan. Ada nyawa, darah, tangisan, pemecatan dari pekerjaan, dan masih banyak lainnya.
Saat ini adalah waktu yang tepat memulai lembaran baru sebagai Bonek. Mari bantu Persebaya mulai merangkak dan berjalan kembali agar bisa sehat kembali. Dengan bisa sehat maka prestasi akan mengikuti. Bukankah prestasi itu yang akan membuat kita sebagai Bonek akan meraih kebanggaan yang telah lama hilang?
Jika bukan Bonek yang memulai maka Persebaya akan kembali terpuruk seperti yang sudah-sudah. Ayo kita kembalikan kejayaan Persebaya dengan mengubah sikap dan perilaku Bonek. Semoga.