EJ – Banyak saran dan masukan dari Bonek kepada manajemen Persebaya agar ke depan bisa lebih baik. Dalam acara Meet and Greet manajemen dan Bonek yang diadakan di sebuah kafe di pelataran kantor Radar Jogja, tampak antusiasme Bonek dalam memberikan saran-saran membangun. Acara tersebut digelar manajemen seusai menonton pertandingan pertama Persebaya di Dirgantara Cup, Selasa (28/2).
Acara yang dikemas secara sederhana itu dibuka Presiden Klub Persebaya, Azrul Ananda, yang sebelumnya juga menonton pertandingan di Stadion Maguwoharjo. Azrul mengapresiasi Bonek yang tak kenal lelah mendukung Persebaya.
“Tak ada klub seperti Persebaya yang mempunyai sejarah panjang dan penggemar di seluruh Indonesia. Jadi kalau tidak ada Bonek, tidak ada Persebaya,” ujarnya.
Ada usulan dari beberapa Bonek misalnya menyiarkan live streaming pertandingan Persebaya di Dirgantara Cup atau di Liga 2, membangun museum Persebaya, hingga memperbaiki akses jalan menuju stadion Gelora Bung Tomo.
“Saya sebagai Bonek luar kota merasa kesulitan menuju stadion jika ingin menonton pertandingan Persebaya. Dari terminal Bungurasih, tak ada transportasi umum menuju Stadion GBT,” keluh Ardi Borjes, Bonek dari Pacitan. Ardi berharap manajemen mempermudah akses menuju ke stadion.
Salah satu anggota komunitas Bonek Jogja juga berharap manajemen terbuka dengan Bonek. “Kami ingin manajemen selalu open kepada Bonek. Juga menyosialisasikan arti Bonek yaitu Bondo dan Nekat. Bonek tak hanya modal nekat tapi juga bondo. Semoga manajemen lebih dekat dengan Bonek,” ucapnya.
Cak Tulus yang juga sesepuh Bonek Jogja berharap manajemen bisa mengingatkan Bonek jika berbuat salah. “Jika Bonek berbuat salah tentu tim bisa mendapat sanksi dari pengelola liga. Tapi semua bisa dibicarakan dengan baik. Saya yakin Bonek isok dikandhani, namun caranya harus baik-baik,” ujar Cak Tulus.
Menanggapi beberapa usulan dan harapan Bonek, Azrul mewakili manajemen meminta maaf jika pihaknya belum bisa memenuhi ekspektasi secara cepat. “Jujur banyak rencana di kepala kami. Manajemen juga ingin semua cepat terlaksana. Musuh kita adalah waktu. Karenanya, kami akan menyelesaikan tahapan-tahapan terlebih dahulu, terutama membentuk tim yang siap berkompetisi. Tidak semua rencana langsung bisa dilakukan. Namun percayalah bahwa manajemen terus bekerja secara profesional,” ujar Azrul.
Acara Meet and Greet semalam juga dihadiri dua pemain Persebaya, Mat Halil dan Rendi Irwan. Penulis buku Sepak Bola, Indonesian Way of Live, Anthony Sutton, juga menyempatkan hadir. Ia datang dari Jakarta untuk menonton pertandingan Persebaya. Bule asal Inggris ini mengapresiasi Persebaya di bawah manajemen baru. “Persebaya adalah klub sepak bola terbesar di Indonesia. Sekarang telah kembali ke liga profesional dan membawa style baru manajemen. Dan itu yang dibutuhkan sepak bola Indonesia,” ucap Anthony.
Di akhir acara, pihak manajemen dan Bonek sepakat untuk saling mendukung sehingga bisa mengangkat kembali prestasi Persebaya. Di kesempatan itu, manajemen membagikan edisi perdana suplemen khusus Persebaya di Jawa Pos yang ditandatangani Azrul kepada semua Bonek yang hadir. (iwe)