EJ – Di dalam dunia sepakbola, pemain yang berpindah dari satu klub ke klub lain adalah hal yang biasa. Namun akan menjadi luar biasa jika pemain itu pindah ke klub rival. Butuh sebuah keberanian jika seorang pemain akhirnya hijrah ke klub yang memiliki rivalitas tinggi.
Pemain seperti Luis Figo, Cesc Fabregas hingga Mathieu Valbuena pernah merasakan bagaimana ‘horror-nya’ sambutan pendukung klub lama mereka ketika mereka memilih untuk menyeberang ke klub rival.
Kisah pemain pelintas batas yang menyeberang ke klub rival pun sampai juga di Indonesia. Adalah seorang Rachmat Afandi yang melakukannya. Selama berkarir di sepakbola nasional, Rahmat Affandi tercatat pernah membela klub-klub yang memiliki rivalitas tinggi. Mulai dari Persija, Persib, Arema, dan sekarang berseragam Persebaya.
Membela empat klub dengan sisi rivalitas tinggi, istimewanya pemain yang akrab disapa Fandi itu nyaris tidak pernah mendapatkan perlakuan kurang menyenangkan dari pendukung klub lama, maupun klub baru. Lantas bagaimana cara Fandi agar bisa diterima di setiap klub yang ia bela? Bagaimana juga perasaan Fandi setelah kembali ke Persebaya? Berikut EJ punya petikan wawancara dengan Rachmat Afandi sesaat sebelum pertandingan PSIS vs Persebaya.
EJ: Halo, Bang Fandi bagaimana kabarnya? Hari ini tidak main ya?
RA: Halo juga. Alhamdulillah kabar baik. Iya, hari ini tidak main. Saya ada sedikit cedera.
Kembali ke Persebaya setelah dulu sempat membela Persebaya di awal karier. Bagaimana perasaan Anda?
Ya. Saya senang bisa kembali main di Persebaya. Antusiasme suporter membuat saya merasa senang bisa kembali.
Pernah membela empat klub besar dengan rivalitas suporter tinggi: Persija, Persib, Arema dan Persebaya. Apakah ada tekanan ketika harus menghadapi fans dan suporter?
Tekanan tidak ada. Saya berusaha memberikan terbaik di setiap klub yang saya bela, baik ketika di Persija, Persib, Arema dan sekarang Persebaya. Kepada klub dan kepada suporter saya berusaha bersikap baik. Mungkin karena itu saya bisa diterima. Di dalam maupun di luar lapangan sebisa mungkin saya memberikan yang terbaik.
Bisa dibilang sekarang Anda adalah mentor bagi pemain-pemain muda Persebaya, khususnya di lini serang karena banyak sekali pemain muda. Apakah ada kesulitan ketika harus bermain dengan pemain-pemain muda?
Kesulitan sampai saat ini tidak ada. Adaptasi mungkin. Pelatih juga membantu. Pemain-pemain muda di tim ini sangat bagus. Mereka mau bekerja keras dan mau belajar. Itu yang membuat menjadi lebih mudah. Saya juga menekankan agar mereka bisa enjoy setiap pertandingan.
Menjadi salah satu pemimpin di ruang ganti pemain. Apakah ada beban?
Beban tidak ada. Karena saya juga punya keinginan untuk bisa memajukan pemain-pemain muda Persebaya. Kalau memang mereka mau, bisa tanya ke saya. Saya juga mengajak beberap pemain yang mau untuk menambah latihan di luar, seperti fitness, jogging atau latihan fisik lain. Saya juga sering mengajak mereka sharing pengalaman sebelum menghadapi pertandingan.
Sedikit masalah teknis. Anda ditempatkan sebagai striker tunggal oleh Coach Iwan Setiawan dan disuplai oleh banyak pemain bagus di tengah, ada target jumlah gol untuk musim ini?
Kalau target saya nggak ada. Cuma saya punya keinginan untuk bisa berkontribusi maksimal pada tim supaya tiap pertandingan dapat poin. Kalau tidak cetak gol, saya bisa ngasih assist atau buat pergerakan bagus.
OK, Bang Fandi. Terimakasih waktunya. Semoga sukses bersama Persebaya.
Sama-sama. Terimakasih juga. (rvn)