Assalamualaikum Wr Wb
Salam Satu Nyali!
Ada yang masih tersisa dari Dirgantara Cup kemarin adalah keluhan pedagang di sekitar stadion yang kehilangan barang-barang dagangannya selama turnamen berlangsung. Sehari setelah final, Mas Anto (Ketua paguyuban pedagang) menemui saya saat rombongan Bonek terakhir yang masih ada di Maguwoharjo kerja bakti membersihkan Mushola stadion.
Kemudian Mas Anto yang rambutnya sudah berwarna putih dan beberapa Ibu-ibu pedagang yang ikut dalam pertemuan itu menceritakan agak detail bagaimana dan apa saja barang mereka yang hilang.
Perasaan saya campur aduk, marah, kecewa, dan ada sedikit gembira. Gembira karena mereka bapak-bapak dan ibu-ibu yang kehilangan barang dagangannya berani membela hak-haknya tp tetap menggunakan cara-cara yang njawani yaitu berdialog dengan cara baik dengan menggunakan bahasa yang baik tidak langsung marah-marah untuk menunjukkan kekecewaannya. Kecewa mengetahui fakta bahwa masih ada sebagian kecil adik-adik kami yang masih berperilaku negatif dan merugikan orang lain saat bertamu. Marah pada diri sendiri karena sampai saat ini merasa tidak bisa memberikan solusi agar hal-hal seperti ini tidak terjadi berulang kali.
Saya tidak bertanya besarnya kerugian mereka karena ada hal-hal yang tidak bisa diganti yaitu kekecewaan dan kemarahan. Mungkin secara nominal kita bisa memberikan ganti rugi tapi tidak akan bisa utk hal-hal yang berkaitan dengan rasa marah maupun kecewa.
Akhirul kalam, dengan segala kerendahan hati saya mewakili keluarga besar Bonek minta maaf kepada mereka dan berjanji akan mengajak dulur-dulur yang lain untuk patungan meringankan kerugian mereka. Alhamdulillah hal tersebut bisa diterima mereka yang menganggap Bonek masih beritikad baik untuk menyelesaikan masalah.
Alhamdulillah, masalah di Maguwoharjo pasca Dirgantara Cup direspon positif oleh Bonek Tribun Utara (Green Nord) yang tadi malam memutar kardus saat mengadakan kopdar di Warkop Pitulikur dan Alhamdulillah terkumpul dana sebesar Rp 661.000.
Hasil putar kardus 661.000 yg akan disumbangkan utk membantu korban penjarahan di sleman kemarin
cc : @bonekboys @Bonekjogja— #PERSEBAYAISBACK (@Green_Nord27) March 18, 2017
Sebagai pengingat buat saya pribadi, bahwa kita semua punya buku pribadi yg kita tulis dan kita warnai semau kita sesuka hati kita. Alangkah baiknya jika buku pribadi itu kita isi dengan hal-hal positif sebagai tabungan. Agar saat buku itu dikumpulkan dan diperiksa Sang Maha Guru Allah SWT kita bisa tersenyum bahwa kita selama ini selalu berusaha mengisi buku kita dengan amalan baik bukan catatan buruk. Bahwa laga kita bukan hanya 2×45 menit tapi dari ayunan hingga liang lahat. Sebagai sebuah kelompok suporter dan sebuah keluarga besar maka Bonek harus selalu berusaha menjadi lebih baik dari hari kemaren. Berusaha menjadi lebih baik sampai mati atau mati dalam usaha menjadi lebih baik.
Wassalamu’alaikum Wr Wb
Dinoyo, 18 Maret 2017
Tulus Budi, Working Class Bonek Jogja