EJ – Dua pemain andalan kedua kesebelasan yang sama-sama mempunyai kemampuan teknik yang tinggi. Mereka adalah Misbakhul Solikin dan Johan Yoga Utama. Seperti apa profiln keduanya?
Misbakhus Solikin
Menjadi jenderal lapangan tengah Persebaya, peran Misbakhus Solikin seolah tak tergantikan. Pada gelaran Piala Dirgantara di Sleman beberapa waktu lalu, Solikin hanya absen pada satu pertandingan saat melawan Persbul Buol. Selebihnya, pemain bernomor 6 itu selalu menjadi starter.
Kemampuan Solikin sebagai holding midfielder memang membuatnya menjadi pilihan utama di sektor tengah. Solikin memiliki kemampuan yang baik dalam membaca permainan. Umpan-umpannya juga sangat akurat. Selain itu, Solikin juga bagus dalam memulai serangan serta membantu pertahanan.
Duetnya bersama Sidik Saimima membuat lini tengah Persebaya menjadi lebih hidup. Saimima yang berkarakter destroyer menjadi pasangan yang pas bagi Solikin yang lebih bertipe playmaker. Hampir semua serangan Green Force bermula dari Saimima yang merebut bola dari lawan, kemudian diberikan pada Solikin yang akan mendistribusikan bola ke depan atau ke sayap.
Dengan peran yang diembannya, Solikin bisa saja menjadi key player alias pemain kunci saat Persebaya menjamu PSIS. Skema serangan dan alur permainan Persebaya akan berpusat pada Solikin. Jika ia mampu menampilkan performa terbaik, maka tugas Rendi Irwan dkk. di lini serang akan menjadi lebih mudah.
Johan Yoga Utama
Johan Yoga Utama meneruskan tradisi PSIS Semarang yang memiliki striker tajam di tiap musimnya. Bergabung dengan PSIS pada tahun 2015, Johan Yoga langsung menjadi aktor protagonis di lini depan Mahesa Jenar.
Memiliki postur tinggi dan tegap, Johan Yoga merupakan pemain depan bertipe poacher yang tugasnya menyelesaikan serangan. Gol demi gol dihasilkan oleh mantan pemain Martapura FC dan Persiba Balikpapan itu, termasuk mengantarkan PSIS menjuarai Piala Kapolda Jateng 2015 dimana ia juga berhasil meraih gelar top scorer.
Pada gelaran Indonesia Soccer Championship (ISC) B 2016 musim lalu, Johan mampu tampil mengkilap dengan menyabet gelar top scorer. Meski gagal mengantarkan PSIS ke babak 8 Besar, namun kontribusi Johan sangat nyata karena ia mampu mencetak 15 gol.
Peran pemain kelahiran Semarang, 19 Februari 1990 di tim PSIS juga sangat sentral karena ia adalah kapten tim. Meski pada pertemuan pertama di Jatidiri, Johan gagal menjebol gawang Persebaya, namun pada laga kedua di GBT nanti dia tetap menjadi salah satu pemain yang harus diwaspadai lini belakang Green Force. (rvn)