Hari bersejarah bagi Persebaya dan Bonek akan tiba besok Kamis, 20 April 2017. Sudah hampir lima tahun Persebaya tidak dapat bermain di kompetisi resmi PSSI akibat dimatikan oleh rezim PSSI saat itu. Perjuangan Bonek dan manajemen selama ini adalah bukan hal yang mudah.
Segala daya upaya, harta benda, pekerjaan, keringat air mata bahkan nyawa melayang pun mengiringi perjuangan mengembalikan Persebaya selama itu. Sampai pada akhirnya pada 8 Januari 2017 bertempat di Bandung, kongres tahunan PSSI kembali mengesahkan Persebaya.
Waktu begitu cepat hingga 7 Februari 2017 Jawa Pos Group melalui PT Jawa Pos Sportainment (JPS) mengambil alih 70 persen saham dari PT Persebaya Indonesia. Pengambilalihan ini menjadikan roda manajemen klub kembali berputar begitu cepat. Belum tiga bulan, semua komponen klub sudah dipenuhi manajemen baru. Membayar sisa hutang masa lalu, memberi kontrak pemain dan pelatih baru, serta menjalin kerjasama dengan beberapa sponsor untuk ikut membangun Persebaya.
Besok adalah hari di mana semua mata pemerhati sepakbola nasional akan tertuju ke Stadion Gelora Bung Tomo. Persebaya akan menghadapi Madiun Putra FC di laga pembuka Grup 5 Liga 2 musim 2017. Beberapa aturan baru akan diterapkan oleh panitia pelaksana pertandingan.
Jauh sebelum itu, penetapan harga tiket single match mengundang protes Bonek. Bonek memandang harga tersebut sangat mahal. Presiden Persebaya Azrul Ananda menjelaskan tentang keputusan di balik penentuan harga tiket melalui channel YouTube official. Sampai akhirnya ada kebijakan dari manajemen menurunkan tiket menjadi Rp 35 ribu. Harga ini sama persis saat laga homecoming game Persebaya melawan PSIS 19 Maret 2017 lalu.
No Flare No Problem. Begitu judul besar suplemen Jawa Pos (18/4) mengangkat kampanye no flare. Ada beberapa larangan dari regulator di antaranya adalah flare, smoke bom, dan laser dilarang dipergunakan di dalam stadion. Sanksinya adalah denda kepada klub yang bersangkutan. Bonek melalui berbagai akun komunitas juga mulai mengkampanyekan hal tersebut.
Sinergi baik antara manajemen dan Bonek untuk menyukseskan laga bersejarah ini sangat positif. Kesadaran keduanya akan pentingnya menjaga satu nama Persebaya penting untuk diteruskan. Ini baru laga pertama dan masih ada enam laga home lain dalam penyisihan grup 5.
Terjalinnya kerjasama yang bagus antara manajemen dan Bonek tentu akan berimbas pada kepercayaan sponsor kepada klub. Dan tentu juga akan ikut menentukan kelancaran keuangan klub dari sponsorship.
Persebaya adalah sebuah nama yang akan terus dan wajib menyatukan pandangan untuk kejayaan klub. Perbedaan pendapat dan pandangan bukanlah suatu hal yang negatif. Dinamika inilah sejatinya kekuatan Bonek dan Persebaya itu sendiri. Semua karena cinta Persebaya.
Mari kita sambut laga bersejarah ini dengan kepala tegak. Kita jaga semua berlangsung dengan lancar dan tertib. Setelah itu baru bisa lakukan evaluasi untuk laga berikutnya. Seperti kutipan lagu “Tunjukkan pada semua mata dunia, Surabaya pun juga punya kebangaaan, Green Force Persebaya emosi jiwaku”.
Salam Redaksi