Laga debut pertama Persebaya yang berakhir imbang membuktikan bahwa pepatah “Tong Kosong Nyaring Bunyinya” itu memang benar. Dengan pede-nya coach Persebaya Iwan Setiawan mengatakan Madiun Putra FC menampilkan permainan sepak bola kampung.
Kalau mainnya Persebaya sudah enak sih, sah-sah saja mengatakan hal tersebut. Namun faktanya, Madiun Putra lebih layak menang dengan counter attack yang cepat dan longgarnya pertahanan Persebaya
Pemain Persebaya, Irfan Jaya patut dipertanyakan posisinya sebagai penyerang. Mengapa seorang striker tidak bisa finishing atau minimal menahan bola untuk membuka ruang buat second line. Tapi nyatanya egoisme sangatlah terasa. Tidak mau membagi bola kepada pemain yang lain.
Fasilitas yang diterima bisa dikatakan yang terbaik di Liga 2 atau bahkan di Liga 1. Sponsor bertebaran di mana-mana. Gaji dan makanan aman sentosa bahkan kemarin saja ke Ciputra World buat nobar film. Apa sudah merasa “Tim Bintang” dan terlalu dimanjakan dengan semua itu?
Tapi selalu ada hal positif karena dengan hasil seri lawan “Tim Kampung”. Semoga coach yang sombong tersebut bisa ngaca dan membumi lagi.
Dan yang paling saya acungi jempol, Bonek sebagai suporter Persebaya juga layak diapresiasi, karena tidak ada nyanyian rasis dan flare muncul sepanjang pertandingan. (*)
*) Yoga Dinata (ci*****@yahoo.co.id)