Seakan tak mau jera dengan kontroversi yang ia buat, sosok Iwan Setiawan selama ini memang banyak diperbincangkan. Bukan karena prestasinya di kancah sepak bola tanah air, tetapi komentar-komentar pedasnya saat menukangi beberapa klub Indonesia. Beberapa komentar Iwan saat menukangi Persebaya adalah tentang PSIS Semarang.
Pada saat pertandingan persahabatan yang dilakukan di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Persebaya berhasil mengalahkan PSIS dengan skor 1-0 lewat gol penalti Rachmat Irianto.
Iwan berkomentar, “PSIS saya pikir bermain seperti banci, mereka menumpuk banyak pemain di belakang, kami menyerang tetapi mereka seperti tidak ingin menang. Namun, dari laga ini saya mendapatkan pelajaran bagaimana seharusnya melawan tim dengan tipikal seperti ini jika nanti di Liga 2”. Sekali lagi, Iwan melakukan kontroversi yang memang tidak lepas dari sosok dirinya.
Memasuki kompetisi resmi sepakbola Indonesia yaitu Liga 2, pertandingan awal antara Persebaya melawan Madiun Putra. Pertandingan tersebut dilakukan di kandang Persebaya. Seperti biasa, Iwan langsung angkat bicara tentang calon lawan Persebaya yaitu Madiun Putra. Iwan menyebut kalau Madiun Putra akan memainkan sepakbola “kampung”. Komentar tersebut langsung mendapat respon yang beragam, apalagi pertandingan belum dilaksanakan.
Pertandingan pun berjalan, hingga sampai peluit akhir pertandingan Persebaya hanya ditahan imbang dengan skor 1-1. Setelah menyebut Madiun dengan komentar yang pedas, Iwan dengan mulut besarnya hanya bisa meratapi hasil akhir pertandingan Persebaya.
Pertandingan antara Persebaya melawan Martapura FC, 30 April lalu, masih meninggalkan berbagai polemik. Bukan karena gol kontroversial yang terjadi di menit akhir sehingga dimenangkannya tuan rumah dengan skor 2-1, tetapi aksi dari pelatih Persebaya yang menjadi banyak sorotan.
Setelah selesai pertandingan, sejumlah Bonek di luar stadion berteriak “Iwan Out, Iwan Out”. Bonek kecewa dengan permainan Persebaya yang dianggap tidak menunjukkan ciri khas Suroboyo. Saat Iwan akan memasuki bus Persebaya, nyanyian Bonek semakin menggema. Lalu entah apa yang ada dipikiran pelatih Persebaya tersebut, bukan dalih meminta maaf ataupun menenangkan situasi tapi ia seakan menantang Bonek dengan mengacungkan jari tengahnya sampai ia berada dalam bus.
Atas kejadian tersebut, Bonek seakan telah muak dengan sosok pelatih itu. Bukan prestasi tapi hanya omong kosong yang Iwan berikan. Terlebih attitude yang seakan menantang Bonek menjadi titik di mana Iwan harus keluar dari Persebaya. Tagar Iwan Out di jagad twitter dan juga instgram telah ramai dengan seruan agar secepat mungkin Iwan mundur dari posisinya sebagai pelatih Persebaya.
Menanggapi hal tersebut, jajaran manajemen Persebaya tak tinggal diam dengan ulah pelatihnya. Manajemen langsung bertindak dengan memberikan denda senilai Rp 100 juta sekaligus larangan mendampingi tim selama satu pertandingan. Dengan hasil tersebut, Iwan bakal absen saat pertandingan Persebaya melawan PSBI Blitar, 6 Mei 2017. Tetapi pertandingan tersebut ditunda dengan alasan PSBI tak dapat ijin menggelar pertandingan di Blitar.
Persebaya langsung fokus mempersiapkan tim melawan Persepam Madura Utama, Kamis, 11 Mei 2017 dengan tanpa didampingi sang pelatih kepala. Pada pertandingan nanti, Iwan tidak akan mendampingi tim Bajol Ijo. Dengan kata lain hukuman yang diterimanya tetap akan berjalan satu larangan mendampingi tim selama satu pertandingan.
Apa respon Bonek? Semua Bonek pasti sepakat jika Iwan masih berada di Persebaya maka mereka akan menyerukan “Iwan Out” agar ia benar-benar hengkang. Banyak cara yang dilakukan Bonek, salah satunya dengan boikot pertandingan melawan Persepam MU, tetap membeli tiket pertandingan, tetapi tidak memasuki stadion.
Aksi yang lain adalah tetap masuk ke stadion dengan membentangkan spanduk yang tertuju pada manajemen yang berisikan tuntutan agar Iwan mundur dari kursi pelatih Persebaya. Jika gagal, Bonek akan memberi tekanan supaya pihak manajemen memecat Iwan yang dianggap tidak memiliki attitude yang baik saat ditunjukan setelah pertandingan melawan Martapura FC.
Sehebat dan memiliki banyak kontroversi sekelas Jose Mourinho pun yang terkenal dengan memiliki psywar memang sering memberikan komentar pedas terhadap lawan klubnya. Bedanya, selain mempunyai prestasi yang mentereng di sepak bola dunia, ia tidak akan memberikan hujatan ataupun gestur melawan pendukung timnya sendiri. Apalagi sosok Iwan yang mempunyai prestasi sedikit, bahkan tak ada, masih berani melukai hati para pendukung timnya sendiri.
Persebaya yang mayoritas masih pemain muda memang perlu dukungan dari suporternya, apalagi pertandingan terdekat melawan Persepam MU akan dilakukan di Stadion GBT yang menjadi kandang dari Bajol Ijo. Banyak cara untuk memberikan tekanan kepada pihak manajemen Persebaya agar secepat mungkin melepaskan pelatih omong kosong tersebut. Yang pasti, jangan biarkan Persebaya berjuang sendirian dan apapun yang terjadi Bonek akan selalu mendukungmu wahai Persebaya!