Pada pertandingan melawan Persepam MU, saya akui Persebaya bermain dengan aura yang berbeda. Overall, saya memberi rating 8,7. Seharusnya bisa 9,9, tapi karena stamina yang menurun di 15 menit terakhir yang mengakibatkan gawang Dimas Galih kebobolan, maka rating yang hampir sempurna itu turun. Dari tribun utara atas sebelah kanan, saya mengamati permainan kedua tim.
Permainan Persebaya terlihat berbeda dan terlihat ada yang baru. Sejak awal bola bergulir, Persebaya sudah menekan namun tidak sekedar melakukan pressing yang tinggi, tetapi juga possesion yang lumayan terorganisir. Duet gelandang Misbakhus Solikin dan Sidik Saimima menjadi kunci mengalirkan bola ke depan.
Kenapa Persebaya bermain menekan sejak awal? Analisa saya, karena mereka sadar akan kebutuhan poin dan stamina yang pada pertandingan sebelumnya habis lebih awal. Padahal Persebaya belum memimpin pertandingan. Untungnya, sebelum menit ke-20, Persebaya mampu mencetak gol lewat kaki pemain yang baru saja dikontrak, Mardiono.
Setelah gol Mardiono, permainan Persebaya tidak berubah. Mereka tetap menekan. Kenapa terus menekan? Karena sadar bahwa perbedaan 1 gol saja masih jauh dari kata aman. Dengan sabar, dengan perjuangan dan dengan gigihnya, Persebaya mencetak 1 gol lagi lewat kaki pemain baru juga yaitu Rishadi Fauzi. Apiknya, keunggulan 2 gol atas Persepam MU ini terjadi pada babak 1. Suatu hal yang patut diapresiasi.
Pada babak kedua menit 2, Persebaya mendapatkan tendangan bebas. Entah ini skema free kick yang telah dilakukan pada saat latihan atau sekedar coba-coba. Skema tersebut benar-benar rapi dan tertata. Siapa saja yang menyambut free kick tersebut bisa mengubahnya sebagai sebuah gol. Namun Solikin berada di posisi yang tepat. Lepas dari kawalan dan jebakan offside, ia melakukan tap-in ke gawang Persepam MU.
Kira-kira sekitar 25 menit setelah Persebaya unggul 3-0, permainan Persebaya yang lalu-lalu mulai terlihat lagi. Stamina yang mulai habis, wilayah bek kiri yang mudah dicabik pun juga sering terlihat. Persepam MU sukses memanfaatkan kelengahan wilayah bek kiri Persebaya dengan mencetak 1 gol lewat serangan yang dibangun di wilayah bek kiri Persebaya.
Persepam MU sebenarnya bisa menambah 1 gol lagi namun pressing yang dilakukan pemain belakang Persebaya membuat tendangan striker Persepam MU kurang terarah (tipis sebelah tiang).
Peluit akhir dibunyikan, skor akhir 3-1 untuk kemenangan Persebaya atas Persepam MU. 3 poin yang bisa jadi awal perubahan menuju permainan yang lebih konsisten. Persebaya sudah bagus, sekarang saatnya untuk konsisten. (*)