Pekerjaan Rumah Persebaya Yang Harus Diselesaikan Alfredo Vera

Alfredo Vera usai laga. Foto: Joko Kristiono/EJ.
Iklan

EJ – Alfredo Vera menepati janjinya untuk memainkan sepakbola menyerang bersama Persebaya. Meski hasil akhir tidak berpihak kepada tuan rumah, namun setidaknya pelatih asal Argentina itu memberikan impresi permainan yang berbeda pada Persebaya.

Pada laga menghadapi Persik, Sabtu (17/6) lalu, Persebaya memulai laga dengan baik. Coach Alfredo Vera menurunkan formasi agresif 4-3-3 guna menekan area pertahanan Macan Putih. Posisi penjaga gawang tetap diisi kiper utama, Dimas Galih. Di lini belakang, Alfredo memberikan kesempatan kepada Mochammad Irvan untuk memulai laga. Full back muda Persebaya itu mengisi posisi bek kiri, menemani Rachmat Latief, Andri Muliadi dan Abu Rizal “Rodeg”. Sementara sektor tengah dipercayakan kepada trio Sidik Saimima, Muhammad Hidayat dan Misbakhus Solikin. Sebagai pendobrak lini belakang lawan, kapten Rendi Irwan digeser ke sayap kiri setelah selama ini lebih dipasang sebagai gelandang serang. Kemudian, Kurniawan Karman mengisi posisi penyerang sayap kanan dan posisi penyerang tengah tetap diisi goal getter andalan Persebaya, Rishadi Fauzi.

Sejak awal laga, pemain-pemain Persebaya langsung menekan dengan memberikan pressing tinggi di area permainan Persik. Taktik ini sesuai dengan keinginan Alfredo yang memang menyukai high pressing. Digesernya Rendi Irwan ke posisi penyerang sayap kiri membuat kapten Persebaya itu bisa memaksimalkan kecepatan dan kemampuannya dalam melewati lawan. Berkali-kali kerjasama Rendi-Irvan berhasil membuka ruang kosong di area kanan pertahanan Persik. Sementara Rishadi Fauzi sukses menjadi tembok bagi dua penyerang sayap Green Force dengan banyak membuka ruang diantara dua center back Persik. Ia pun kerap memberikan wall pass kepada pemain lain yang datang dari lini kedua.

Gol pertama Persebaya pun lahir melalui kerjasama apik di area kanan pertahanan Persik. Berkombinasi dengan Rishadi Fauzi yang berhasil membuat celah di area dekat kotak penalti Persik, Rendi mendapatkan space yang bagus untuk menembak. Tembakan terukur Rendi ke gawang mantan klubnya mengubah skor sementara menjadi 1-0 untuk tuan rumah. Keunggulan satu gol pada menit ke-13 membuat Persebaya semakin gencar mencecar pertahanan Persik.

Iklan

Kesuksesan Persebaya mengurung Persik sepanjang babak pertama tak lepas dari taktik jitu Alfredo Vera untuk menguasai lini tengah. Pada laga ini, tiga gelandang Persebaya masing-masing mengemban tugas yang berbeda. Sidik Saimima berperan sebagai breaker dan ball winner, Muhammad Hidayat menjaga kedalaman, dan Misbakhus Solikin sebagai kreator serangan. Kombinasi ketiganya berhasil membuat dua sayap Green Force lebih leluasa mengobrak-abrik pertahanan Macan Putih. Seusai terjadi gol pembuka, terhitung Kurniawan Karman mencatatkan 3 peluang matang, namun sayang semua peluang tersebut gagal dikonversi menjadi gol. Di pertengahan babak pertama, Rishadi pun punya peluang bersih akan tetapi free header-nya bisa diblok kiper Persik, Ahmad Fahmi.

Di luar banyaknya peluang yang terbuang percuma akibat buruknya finishing, babak pertama mutlak menjadi milik tuan rumah. Praktis permainan Persik tak banyak berkembang sepanjang 45 menit pertama. Di paruh pertama, skema high pressing yang diterapkan Alfredo Vera berjalan nyaris sempurna. Seolah ingin ikut berpesta dalam Anniversary Game kali ini, pemain-pemain Persebaya tampil rancak dan menghibur.

Masalah Klasik di Babak Kedua dan Beberapa Catatan Penting untuk Persebaya

Tampil bagus di babak pertama, masalah mulai datang menghampiri Persebaya pada babak kedua. Pada paruh kedua, arsitek Persik Bejo Sugiyantoro menerapkan kontra strategi guna membendung agresifitas tuan rumah. Menyadari timnya kalah duel di area tengah, Coach Bejo mengubah taktik dengan banyak memainkan direct pass. Kondisi semakin buruk bagi tuan rumah karena serangan Persebaya mengendur di babak kedua. Alhasil, Persebaya pun justru terbawa ritme permainan Persik Kediri.

Pada pertengahan babak kedua, Persebaya harus menerima konsekuensi karena mengendurkan serangan. Di menit ke-52, winger Persik, Arif Yanggi bisa lolos dari jebakan offside untuk menjebol gawang Dimas Galih. Skor berubah menjadi 1-1. Skor sama kuat membuat permainan menjadi seimbang. Persebaya pun kehilangan dominasi seperti pada babak pertama.

Meski permainan menjadi seimbang, Persebaya tetap berusaha untuk mengejar kemenangan sebagai kado Anniversary Game kali ini. Bajul Ijo berkesempatan untuk kembali unggul jika saja tendangan keras Kurniawan Karman dari dalam kotak penalti tak membentur tiang gawang. Sementara Persik terus melancarkan serangan balik yang sifatnya sporadis. Alfredo mencoba mengubah keadaan dengan melakukan sejumlah pergantian pemain. Berturut-turut, Alfredo memasukkan Yogi Novrian, Mardiono, Mei Handoko dan Ridwan Awaludin. Namun pergantian pemain yang dilakukan Alfredo tak banyak mengubah keadaan. Hingga penguhujung laga, skor sama kuat 1-1 menjadi skor akhir Anniversary Game antara Persebaya menghadapi Persik.

Berkaca pada hasil imbang dengan Persik Kediri, ada beberapa catatan bagi Persebaya dan daftar pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh Alfredo Vera. Tampil kencang di babak pertama, lagi-lagi Persebaya kehilangan ritme di babak kedua. Berkali-kali Alfredo menegaskan pentingnya bagi pemain untuk bisa mengatur tempo. Jika para pemain mampu mengatur tempo, maka pemain tak akan cepat kehabisan tenaga. Trio gelandang tengah Sidik Saimima-Muhammad Hidayat-Misbakhus Solikin sebenarnya bermain cukup baik. Namun diantara ketiganya tidak ada yang berperan sebagai pengatur tempo permainan. Menurunnya permainan Persebaya setelah Alfredo melakukan sejumlah pergantian pemain juga menunjukkan fakta bahwa Persebaya tidak memiliki kedalaman skuad yang mumpuni. Pergantian pemain yang dilakukan Alfredo terbukti tidak bisa mengubah keadaan. Di bursa transfer pemain Juli nanti, bisa saja Alfredo merekrut sosok gelandang yang bisa mengatur tempo sekaligus men-delay permainan, selain tentunya mencari pemain pelapis yang mumpuni untuk sektor depan dan belakang.

Selain masalah tempo permainan yang berujung pada mengendurnya serangan, Persebaya masih memiliki pekerjaan rumah di lini belakang. Lini belakang Persebaya terlihat belum fasih memainkan high defensive line. Taktik jebakan offiside yang diterapkan Rachmat Latief cs. justru malah sering membuat jantung Bonek berdebar lebih kencang. Meski masih memiliki PR di lini belakang, Persebaya pun memiliki point yang cukup baik di sektor pertahanan. Abu Rizal “Rodeg” semakin memantapkan posisinya di sektor bek kanan. Pada laga melawan Persik, Rodeg menjadi salah satu pemain dengan catatan statistik terbaik. Ia berhasil membuat 5 clearence, 1 kali memenangi tekel, dan 1 kali membuat intercep sukses. Sektor kanan Persebaya pun semakin hidup dengan adanya Abu Rizal “Rodeg”. Kini tugas Alfredo hanya tinggal memoles M. Irvan atau Abdul Azis agar lebih kokoh di posisi full back kiri.

Catatan pekerjaan rumah terakhir yang harus diselesaikan Alfredo Vera adalah masalah finishing akhir lini depan Persebaya. Pada laga menghadapi Persik, pemain-pemain Persebaya sukses membuat 12 kali attemps, dimana 7 diantaranya adalah shot on target. Tapi dari banyaknya peluang gol yang dikreasi, hanya sebiji gol yang bersarang ke gawang lawan. Ini tentunya menjadi rapor buruk terkait kemampuan finishing para juru gedor Persebaya.

Menurut rencana, Alfredo Vera menginginkan satu kali lagi pertandingan uji coba away sebelum Lebaran. Jika rencana uji coba benar-benar terlaksana, maka pertandingan tersebut akan menjadi kesempatan bagi Alfredo untuk menyelesaikan pekerjaan rumah yang masih dimiliki Persebaya. Seluruh punggawa Persebaya wajib bekerja keras untuk menemukan peak performance karena usai Lebaran Green Force akan menantang penguasa klasemen sementara Grup 5, Persatu Tuban.

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display