Perjalanan Persebaya dalam mengarungi Liga 2 masih terbilang sempurna di era kepelatihan tactician asal Argentina, Alfredo Vera. Lima kemenangan dan sekali hasil seri menunjukkan bagaimana magisnya mantan pelatih Persipura tersebut menangani tim kebanggaan Arek Suroboyo.
Hal yang menarik dalam pertandingan melawan PSBI Blitar, Persebaya memainkan dua formasi dalam satu pertandingan. Di situ menunjukkan bahwa di era kepelatihan Alfredo Vera, Green Force mempunyai variasi taktik yang sangat dibutuhkan oleh sebuah tim untuk mengarungi kompetisi.
Pada babak pertama dengan formasi 4-3-3, pola serangan yang mengandalkan kecepatan dari Irfan Jaya serta Oktavianus sangat efektif dalam membangun serangan. Serta peran dari Misbakhun Solikhin yang berperan sebagai deep playing playmaker dibantu dengan Abu Rizal serta M. Hidayat. Kelugasan lini belakang Persebaya juga semakin teruji dengan peran bek sayap modern Abdul Aziz dan M.Irvan yang selalu aktif membantu serangan juga sigap dalam menjaga lini pertahanan tim.
Pada babak kedua dengan masuknya Rendi Irawan menggantikan Abdul Aziz membuat formasi berubah menjadi 3-5-2. Fandry Imbiri, Andri Muliadi, serta M. Irvan diplot menjadi tiga pemain terakhir di lini pertahanan Persebaya.
Peran dari Misbakhus serta Sidik Saimima yang masuk di babak kedua selain berperan sebagai pembagi bola serta pengatur serangan, juga menjaga kerapatan lini pertahanan Persebaya. Bentuk pola bertahan seperti ini yang ditunjukkan Persebaya ketika melawan PSBI Blitar. Pola serangan dari PSBI selalu terpotong oleh kerapatan lini pertahanan Persebaya.
Namun sisi kelemahan dari Persebaya masih tidak tenangnya sektor lini depan. Peluang yang seharusnya bisa di konversikan menjadi gol harus terbuang dengan sia-sia karena penyelesaian akhir yang tidak tenang.
Dengan banyaknya variasi taktik dari coach Alfredo Vera ini bisa selalu menjaga tren positif selama Persebaya mengarungi Liga 2 yang masih sangat panjang.
Salam Satu Nyali, Wani!