Persebaya dan Bonek Membutuhkan “Kekalahan”

Irfan Jaya ditandu karena cedera. Foto: Joko Kristiono/EJ
Iklan

Akhir April 2017 adalah kekalahan terakhir yang dialami oleh Persebaya Surabaya dalam kompetisi resmi. Adalah Martapura FC yang berhasil mengalahkan Persebaya dengan skor 2-1 saat bermain di Stadion Demang Lehman, Martapura. Saat itu Persebaya masih dilatih Iwan Setiawan. Dan itu menjadi partai terakhir di mana Iwan Setiawan masih mendampingi skuad Green Force.

Setelah itu dalam dua pertandingan berikutnya Persebaya diasuh oleh caretaker Ahmad Rosyidin. Dalam dua kali main, Persebaya tidak tersentuh kekalahan. Ahmad Rosyidin membawa tim ini sekali menang atas Persepam dan sekali seri saat melawat ke kandang PSIM Yogyakarta. Alfredo Vera pelatih asal Argentina akhirnya ditunjuk managemen menjadi head coach Persebaya.

Sampai dengan partai melawan PSIM pada 16 Agustus 2017 kemarin, Persebaya belum sekalipun menelan kekalahan. Mantan pelatih Persipura membawa Persebaya ke puncak klasemen grup 5 Liga 2 sementara ini. Dengan meraih enam kemenangan dan dua hasil imbang.

Dalam sebuah laga sepak bola ada tiga hasil yang biasa didapatkan. Ada kemenangan, kekalahan dan hasil draw alias imbang. Tetapi tetaplah yang dibicarakan lebih banyak hanya dua, menang atau kalah. Sebuah kemenangan pasti akan dirayakan dengan penuh kebahagiaan dan kebanggaan. Sebaliknya kekalahan akan menguras kekecewaan, kemarahan, rasa sesal bahkan air mata kesedihan.

Iklan

Bagi suporter sebuah klub sepakbola , kemenangan dan kekalahan klubnya adalah sesuatu yang bisa mengubah kondisi emosi dan psikologi. Bahkan untuk sekedar klub favorit luar negerinya. Bonek sebagai supporter Persebaya saat ini sudah empat bulan tidak atau belum terlalu terkuras emosinya akibat kekalahan. Begitu juga kondisi tim Persebaya sejak kekalahan dari Martapura belum sekalipun mengalaminya kembali.

BACA:  Kembangkan Pondasi AV, Bukan Hilangkan

Apakah bonek dan Persebaya butuh kekalahan? Tentu saja akan menjawab tidak untuk sebuah kekalahan bagi klub kesayangannya. Sebagai klub juga akan mempertahankan kondisi dan mental menang pada semua elemen tim yang ada. Tetapi yang menjadi sebuah kepastian bahwa kekalahan itu adalah nyata adanya dan akan terjadi kepada siapa saja yang bertanding. Waktu akan tetap dan terus berjalan. Kemenangan dan kekalahan selalu berjalan bersama di manapun berada.

Dalam sepakbola ada quote terkenal yang kurang lebih artinya bahwa anda akan mencapai kemenangan jika mencetak gol lebih banyak dari lawannya. Jika tidak maka kekalahan akan menghampirinya.

Kekalahan bisa diakibatkan oleh lawan yang bermain dan bersiap diri lebih bagus. Bisa juga karena faktor kesalahan diri sendiri. Atau karena pengadil pertandingan yang kurang fair play. Analisa lawan dan terus berimprovisasi dalam latihan menjadi hal yang sangat penting. Minimal mempersiapkan diri terhindar dari kekalahan dalam suatu pertandingan.

Persebaya dan Bonek Butuh “Kalah”

Kemenangan dan hasil imbang yang dialaminya selama ini adalah hasil kerja keras seluruh tim yang ada. Juga tak ketinggalan dukungan ribuan Bonek yang selalu setia disamping Persebaya. Teriakan dan umpatan bonek kepada manajemen, pelatih, dan pemain sebagai bentuk lain dari cinta mereka kepada klub.

Setiap akan mengawali atau setelah pertandingan sudah pasti ada evaluasi di dalam tubuh Persebaya. Setiap pemain dan secara kolektif juga menjadi penilaian dari tim pelatih. Ditambah lagi ada kelas psikologi untuk memperkuat sisi mental dan psikis pemain.

BACA:  Bonek Card, antara Subsidi dengan Program Loyalitas

Mengapa Persebaya membutuhkan “kekalahan”? Karena dengan mengalami kekalahan itulah bisa lebih mudah melakukan evaluasi secara total dan terus menerus. Bukan kekalahan sebenarnya dalam pertandingan yang diharapkan memang. Yang dibutuhkan adalah semangat berbenah dan tidak lupa akan koreksi diri untuk terus berkembang. Jadi kekalahan adalah hal yang diperlukan agar tetap menginjak bumi.

Bagaimana dengan Bonek? Saat ini bonek sudah secara bertahap menjadi lebih dewasa. Tidak secara instan memang, tapi perubahan yang terjadi tetaplah luar biasa. Dan akan terus berubah menjadi lebih baik lagi. Sudah siapkah melihat dan merasakan Persebaya tidak mengalami kemenangan?

Bonek selalu melihat apa yang telah dilakukan oleh Persebaya di lapangan. Jika mereka sudah berjuang dan memberikan yang terbaik bagi klub maka Bonek akan tetap memberikan hormat pada pemain. Mungkin belum semua bisa menerima atau melakukan hal tersebut. Tetapi dengan perlahan dan edukasi antar bonek hal ini cepat atau lambat akan terjadi secara masif.

Jadi itulah mengapa Persebaya dan Bonek membutuhkan “rasa” apa yang dinamakan kekalahan. Sebuah situasi yang sudah lama tidak mereka rasakan. Otokritik baik dari Persebaya dan Bonek akan membawa evaluasi yang tidak berhenti untuk menjadi lebih baik. Jadilah para pejuang yang akan terus berlatih dan berlatih dengan jiwa ksatria.

Kemenangan akan menghampiri bagi mereka yang mempersiapkan dan mengevaluasi dirinya sendiri dengan sesungguh-sungguhnya. Karena kekalahan bisa datang kapan saja dan dimana saja. Bersiaplah untuk menang. (*)

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display