EJ – Ratusan Bonek, pendukung Persebaya yang tidak diperbolehkan masuk stadion nampak berkumpul di sebuah rest area tak jauh dari stadion Loka Jaya. Mereka tak henti-hentinya menyanyikan lagu-lagu dikungan seperti Song For Pride, Emosi Jiwaku dan Berjayalah Persebaya.
Selama pertandingan berlangsung, mereka tetap bertahan meski aparat Kepolisian meminta mereka pulang. Ratusan Bonek dari berbagai daerah menjadikan rest area tersebut sebagai titik kumpul setelah mereka gagal menembus ketatnya penjagaan di jalan-jalan menuju stadion.
Ketika bus yang mengangkut pemain melintas di dekat tempat mereka berkumpul seusai laga, sontak mereka lebih bersemangat lagi menyanyikan chants-chants yang biasa dikumandangkan ketika Persebaya berlaga. Kibaran Giant Flag serta letupan Flare membuat suasana rest area semakin marak. Begitu pula saat para pemain dan ofisial Persebaya turun dari bus dan mendatangi mereka. Anthem Song For Pride sontak dinyanyikan bersama-sama para pemain.
Aparat kepolisian tampak berjaga-jaga di sekitar rest area mengantisipasi kejadian yang tak diinginkan. Namun hingga Bonek membubarkan diri, tak ada kejadian kerusuhan seperti yang dikhawatirkan aparat. Bonek pulang ke daerah asalnya dengan tertib menggunakan berbagai moda transportasi yang digunakan. Sebagian Bonek yang tidak membawa kendaraan pribadi diangkut aparat menggunakan truk terbuka keluar dari Tuban.
“Hasil imbang ini sangat mengecewakan, yang lebih mengecewakan kita tidak diperbolehkan masuk ke stadion. Tapi tidak apa-apa Persebaya sudah lolos. Saya harap untuk 16 besar harus all out,” ujar Yudha, Bonek Gubeng ketika ditemui EJ.
Yudha beserta rombongannya telah tiba di Tuban sejak pukul 14.00 WIB. Selain Yudha, sebagian Bonek juga telah datang bahkan sehari sebelum pertandingan. Tujuannya menemani Persebaya berlaga meski hanya di luar stadion. (eka)