Persebaya sedang berjuang mengembalikan reputasi sebagai klub sepak bola yang disegani. Sebuah sejarah kelam telah dilewati dan semoga tidak terjadi di klub lainnya. Persebaya sudah lolos 16 besar Liga 2 dengan masih menyisakan satu pertandingan lagi.
Begitupun dengan Bonek. Tempaan selama lebih dari lima tahun ke belakang membuat Bonek bisa belajar dan mendapatkan karakter yang jauh lebih kuat. Karakter yang terbentuk secara bertahap dan penuh dengan jalan berliku. Tidak ada leader tapi kebersamaan terjalin sangat kuat. Kembalinya Persebaya harus diakui juga ada faktor Bonek yang sangat besar.
Belum cukup ujian Bonek saat Persebaya sudah kembali. Masih ada daerah yang para pemangku keamanannya menolak kehadiran Bonek untuk mendukung Green Force. Bonek menyikapinya dengan elegan. Dan Bonek membuktikan bahwa masa lalunya menjadi pelajaran yang sangat berharga.
Persebaya dan Bonek menjadi satu kesatuan utuh. Saat acara Meet and Greet di sebuah mall membuktikannya. Ribuan bonek memenuhi atrium mall tersebut. Citra dan stigma negatif selama ini sedikit demi sedikit terkikis. Memang belum semuanya menjadi lebih baik. Butuh proses.
Presiden klub Persebaya, Azrul Ananda, kemarin bertemu dengan Kepala Staf kepresidenan, Teten Masduki. Entah dalam rangka apa, namun ada pernyataan menarik dari Teten. Ada apresiasi positif untuk Persebaya dan Bonek.
Tentu hal di atas menggembirakan bagi Bonek dan Persebaya. Setelah selama sekian tahun tidak diakui lembaga resmi sekalipun. Tetapi ini juga menjadi tantangan tersendiri. Janganlah lengah terhadap pujian. Berbagai manuver bisa saja dimainkan oleh yang tidak suka Persebaya dan Bonek. Jadi tetap waspada dan mawas diri menjadi hal yang wajib.
Nama Persebaya dan Bonek sudah diperbincangkan di level istana negara dalam citra yang positif. Masih adakah dari Bonek sendiri yang akan mencederainya? Semoga tidak. Mari sosialisasikan bahwa Bonek berproses menjadi lebih baik lagi.
Salam Redaksi