EJ – Berbicara tentang Persebaya Surabaya tentu selalu dikaitkan dengan prestasi melimpah, sejarah panjang, suporter yang militan, dan pemain kaliber tim nasional. Selain hal tersebut, ada satu sosok melegenda yang selalu identik dengan Persebaya. Sempat menjadi pemain persebaya di tahun 1969 ketika itu ditangani oleh J.A Hattu yang merupakan ayah dari Ferril Raymond Hattu, namun kini ia mengabdikan diri menjadi masseur tim bajol ijo. Mat Drai begitu panggilan akrabnya, sosok yang sangat dicintai oleh pendukung Persebaya hingga kini. Tak perlu diragukan lagi loyalitas dan kesetiaan sosok ini terhadap Green Force. Ketika status Persebaya tidak diakui, ia selalu mendampingi tim kebanggaan warga kota Surabaya tersebut.
Seusai Persebaya latihan di GBT, Selasa lalu (5/9) reporter EJ berkesempatan mewawancarai pria kelahiran Surabaya tersebut. Berikut petikan wawancara dengan Mbah Mat Drai.
EJ (Emosi Jiwaku): Mbah bisa diceritakan pertama kali berkarir di Persebaya ?
MD (Mat Drai): Waktu itu untuk masuk ke tim aja sangat sulit soalnya harus seleksi benar-benar. Kalau gak bagus ya gak diterima. Saya masuk mulai tahun 1969 dan itu melalui proses seleksi yang sangat ketat. Waktu itu Persebaya dilatih oleh J.A Hattu, ayah dari Ferril Raymond Hattu dan diisi oleh pemain bagus-bagus seperti Jacob Sihasale, Abdul Kadir, Junaidi Abdillah, Mudayat, Budi Santoso, Guntur, Ngurah Rai. Kemudian lini tengah diperkuat Nyoman Witarsa dan Ricky Putiray.
EJ: Kesan pertama mbah masuk skuad Persebaya pada era J.A Hattu?
MD: Persebaya merupakan klub profesional pertama saya dan Assyabab adalah klub internal saya sebelum Persebaya. Dulu jamannya perserikatan tidak seperti sekarang (Liga 1 dan ISL) dan waktu dulu Persebaya diperkuat oleh pemain asli Arek Suroboyo. Tidak ada campuran dan memang asli surabaya semua.
EJ: Apa perbedaan Persebaya sekarang dengan Persebaya jaman mbah dulu?
MD: Kalau pemain dulu beda dengan sekarang. Kalau sekarang pelatih sudah ahli dalam persepak bolaan. Waktu dulu mematikan pergerakan lawan sudah bagus, contoh saya dulu posisi bek kiri diharuskan menjaga kanan luar. Kalau sekarang pakai istilah modern seperti wing back untuk membantu penyerangan. Jaman dulu memang fokus untuk membela panji Persebaya dan tidak mementingkan kontrak seperti sekarang. Bahkan sekarang Liga 1 memakai pemain asing, ketika dulu pemain lokal semua.
EJ: Selain Persebaya klub apa yang mbah pernah bela?
MD: Setelah dari Persebaya saya pindah pada tahun 1978 berseragam NIAC Mitra. Pada saat di NIAC Mitra, saya diberi kesempatan oleh pak Wenas selaku pemilik klub untuk melatih tim juniornya. (cs/eka)
Data diri:
Nama: Mochamad Madrai
TTL: Surabaya, 10 Agustus 1948
Alamat: Pondok Benowo Indah blok YY-06
Karir Klub: Persebaya, NIAC Mitra