EJ – Persebaya seharusnya menangguk untung saat mengawali partai perdananya di babak 16 besar melawan PSBS Biak, Jumat (22/9). Sayangnya, laga yang digelar pada hari kerja dan dimulai pukul 15.00 WIB membuat sedikit Bonek yang hadir di stadion. Ini ditambah lagi dengan siaran langsung yang dilakukan TV One.
Di sela-sela istirahat babak pertama, panpel mengumumkan jumlah tiket terjual yakni sebanyak 17.614. Padahal kapasitas GBT bisa menampung 50.000 penonton. Ini adalah jumlah tiket terjual paling sedikit selama pertandingan Persebaya di Liga 2 berlangsung. Jumlah tiket terjual paling banyak adalah saat Persebaya menjamu PSIM Yogyakarta. Saat itu, diperkirakan tiket terjual mencapai 45.000.
Sebelumnya, Persebaya memprotes keras jam kick-off yang ditetapkan pada sore hari dan hari kerja. Alasannya, Bonek yang masih menjalankan aktivitas seperti sekolah dan kerja tak akan dapat menonton pertandingan secara langsung. Di samping itu, kemacetan di area menuju stadion tak akan terhindarkan karena jam kick-off bersamaan dengan jam pulang para pekerja. Surat protes Persebaya telah diajukan ke PT LIB. Namun sayangnya, tak ada tanggapan apapun dari operator kompetisi itu dan kick-off tetap dimulai pukul 15.00 WIB.
Siaran langsung televisi juga berdampak langsung atas berkurangnya Bonek yang datang ke stadion. “Kami sudah mengajukan surat protes kepada PT LIB. Selain waktu kick-off sore dan hari kerja, siaran langsung membuat Persebaya merugi. Potensi pendapat kami dari tiket menguap. Bayangkan jika 20.000 Bonek tak jadi nonton gara-gara jam kick-off dan siaran langsung, berapa miliar kerugian Persebaya?” ujar Chairul Basalamah, Manajer Persebaya kepada EJ (21/9).
Pertandingan kedua Persebaya melawan Persigo Semeru FC akan digelar di GBT, Sabtu (30/9). Jika tak ada perubahan, ini akan menjadi laga kandang pertama yang dilaksanakan saat akhir pekan. (iwe)