EJ – Jatuhnya korban jiwa dari suporter Persita Tangerang, Banu Rusman, usai timnya bertanding melawan PSMS Medan menimbulkan keprihatinan. Banu merupakan korban tewas kesekian setelah korban-korban juga berjatuhan akibat kekerasan kepada suporter. Yang patut disayangkan adalah adanya dugaan aparat yang terlibat dalam bentrokan tersebut. Dalam video-video yang beredar di lini media sosial terlihat ratusan suporter PSMS yang mengenakan seragam melakukan tindakan kekerasan seperti memukul, menendang, dan melempari para suporter Persita. Mereka bahkan merusak beberapa fasilitas stadion. Puluhan suporter Persita luka-luka akibat peristiwa itu.
Suporter sepak bola hanyalah sekelompok orang yang ingin mendukung tim kebanggaannya berlaga di stadion. Mereka hanya ingin bergembira dengan menonton para idolanya berlaga di lapangan. Tak patut jika ada yang melakukan kekerasan kepada mereka apapun alasannya. Sepak bola seharusnya mendatangkan kegembiraan bukan malah menimbulkan korban jiwa kepada suporternya. Sudah saatnya PSSI sebagai induk organisasi sepak bola memikirkan cara bagaimana menghentikan kekerasan kepada para suporter. Semoga bisa! (*)