Malam ini (9/12), ribuan bonek memadati Gelora Bung Tomo (GBT) dalam rangka menyaksikan Celebration Game antara Persebaya melawan PSS Sleman. Kawasan sekitaran GBT dari segala penjuru mengalami kemacetan yang sangat luar biasa. Jauh lebih parah dari saat Homecoming Game melawan PSIS beberapa waktu lalu.
Hai panpel Persebaya!
Kejadian yang sebenarnya bisa diantisipasi mengapa bisa terjadi? Pelajaran saat homecoming game sepertinya tidak berbekas sama sekali. Malam ini banyak pemegang tiket yang tertahan di depan portal depan GBT.
Mereka yang terkena kemacetan bahkan ada yang ditolak oleh penjaga/guard yang memakai rompi hijau untuk masuk. Kenapa ini bisa terjadi? Padahal di dalam tribun sangat penuh. Adakah ada kebocoran tiket palsu? Atau ada tiket yang tidak di-scan?
Di lapangan terlihat banyak dari personel berbaju dinas kepolisian maupun tentara yang membawa kerabat tanpa memegang tiket. Ini juga menjadi faktor kenapa di dalam tribun bisa penuh.
Kedua adalah pengaturan keluar masuknya kendaraan dan arus penonton menuju stadion. Belumkah ditemukan cara yang meminimalkan kemacetan total seperti malam ini? GBT hanya memiliki dua akses keluar. Satu ke arah Gresik atau tol dan satu lagi ke arah Benowo yang mempunyai lebar jalan sangat sempit.
Hai panpel Persebaya!
Saya tidak menyalahkan sepenuhnya kinerja panpel. Tetapi sebagai Bonek, kiranya saya atau juga teman-teman lain hanya memberikan kritik ke panpel pertandingan. Untuk urusan semisal dengan petugas keamanan ataupun Pemerintah Kota, itu hubungan antara panpel dengan mereka. Saya sebagai pembeli tiket pertandingan berhubungan dengan panpel. Jadi ini mengapa surat ini saya tujukan ke panpel.
Untuk Liga 1 nanti, Persebaya akan menjadi tuan rumah dalam 17 pertandingan. Memang bukan semua game besar. Tetapi apapun itu manajemen arus keluar masuk suporter dan lalu lintas jalan wajib ada evaluasi dan dicarikan solusi terbaik buat suporter. Ini tuntutan wajar sebagai bentuk sikap kritis untuk kebaikan bersama.
Tiket yang Bonek beli bukan barang murah. Bonek menabung beberapa hari bahkan bulan untuk sekedar bisa membeli tiket pertandingan. Segeralah melakukan evaluasi dan komunikasi pada semua yang terkait. Sampaikan keluhan dan protes bonek ini pada panpel.
Bekerjalah dengan sungguh-sungguh. Azrul Ananda sebagai presiden sudah berucap bahwa Persebaya untuk selamanya. Tanpa manajemen ke-panpel-an yang lebih baik lagi maka kejadian seperti malam ini akan terus terulang. Ada dua pekerjaan rumah besar buat panpel saat ini. Distribusi tiket dan pengaturan lalu lintas akses penonton menuju dan pulang dari stadion.
Selamat bekerja. Jangan alergi dengan kritikan. Karena kita adalah Persebaya. Salam satu nyali!