EJ – Nama Arthur Irawan memang kurang bersinar di persepakbolaan Indonesia. Lahir di Surabaya, 3 Maret 1993, Arthur bermain di sektor bek kiri dan gelandang tengah. Persaingan ketat antar pemain di Liga Indonesia, membuatnya kurang mendapat jam terbang.
Klub terakhir yang dibela Arthur adalah Borneo FC. Dia didatangkan dari Persija Jakarta dengan status pinjaman. Sayangnya dia kalah bersaing dengan bek-bek Borneo seperti Matheus Lopes, Zulvin Zamrun, Leonard Tupamahu, atau Diego Michiels. Dia tidak pernah diturunkan oleh pelatih Iwan Setiawan di Liga 1 2017.
Sebelumnya di Persija, dia hanya bermain satu kali di putaran pertama Liga 1 2017 saat melawan Bhayangkara FC. Itu pun dia hanya dimainkan selama dua menit.
Selain Persebaya, Persija adalah klub yang dia cintai. “Saya jelaskan, sejak hari pertama sampai sekarang tim yang paling saya cintai itu Persija. Walau situasi saya sulit dalam bulan-bulan terakhir ini, saya selalu bangga dan sangat bahagia bisa main untuk tim yang saya cintai, yakni Persija Jakarta,” kata Arthur saat menjelaskan kepindahannya dari Persija ke Borneo seperti dikutip dari Bola.com.
Selama lima tahun karir profesionalnya, Arthur sangat minim jam terbang. Padahal dia pertama kali bermain di Espanyol B, klub cadangan Espanyol yang bermain di Segunda Division B pada 2012-2013. Saat itu, dia sempat bemain sebanyak 22 kali.
Debutnya di Espanyol B diawali saat melawan Taradell dalam laga pramusim. Dalam laga yang dimenangkan Espanyol B dengan skor 3-1 itu, Arthur bermain selama 45 menit.
Tampilnya Arthur di kompetisi Spanyol membuatnya menjadi media darling. Dia gencar ditulis media-media di Indonesia dan digadang-gadang sebagai bintang masa depan Indonesia. Wajar karena Arthur adalah orang Indonesia pertama yang bermain di klub negeri Matador.
Pria yang bermain sepak bola sejak usia 8 tahun itu sempat mengikuti seleksi Tim Nasional Piala AFF 2012 di bawah asuhan pelatih Nil Maizar. Namun, dia gagal lolos seleksi dan posisinya digantikan Raphael Maitimo.
Usai membela Espanyol B, dia membela klub Malaga B pada Januari 2014. Jumlah penampilannya menurun dibanding saat membela Espanyol B. Bek yang pernah trial di Manchester United ini hanya bermain sebanyak enam kali.
Di tahun itu juga, dia pindah ke klub Belgia, Waasland-Beveren yang bermain di Belgia Pro League, kompetisi utama. Dia hanya bermain sebanyak sekali. Debutnya di tim senior berakhir dengan kekalahan. Di klub itu juga, Arthur harus berjuang dengan cederanya yang memaksanya harus istirahat selama 5 bulan.
Setelah berpetualang bersama klub-klub Eropa, Arthur kembali ke tanah air bersama Persija hingga akhirnya dipinjamkan ke Borneo FC.
Kini dia menjalani seleksi di Persebaya. Dia berlatih bersama Persebaya di Lapangan Polda Jatim, Rabu (10/1). “Ya pasti saya sangat senang disini. Tim Indonesia yang saya pilih kalau ndak Persija ya Persebaya. Karena keluarga besar saya juga banyak di Surabaya. Anak Surabaya pasti mau bela Persebaya. Walaupun ada tawaran dari klub lain saya pasti pilih Persebaya klub di Indonesia,” ungkapnya usai latihan.
Di babak delapan besar Liga 2 2017 di mana Persebaya tampil sebagai peserta, Arthur juga dating untuk mendukung Green Force. Dia terlihat berada di tribun VIP bersama Presiden Persebaya, Azrul Ananda, saat Persebaya melawan PSPS Riau.
Kini, nasib Arthur ada di tangan Alfredo Vera. Dengan melimpahnya jumlah stok pemain belakang dan minimnya jam terbang, berat rasanya bagi Arthur menembus tim utama Persebaya. (rd/iwe)