Persebaya melakukan comeback luar biasa pada pertandingan kedua Grup B Piala Gubernur Kaltim (PGK) 2018 menghadapi Persiba Balikpapan, Senin (26/2) malam kemarin. Sempat tertinggal satu gol dari Persiba hingga menit ke-80, Bajol Ijo sukses membalikkan keadaan setelah mampu mencetak tiga gol dalam waktu sepuluh menit.
Analisis babak pertama
Seperti sudah diprediksi sebelumnya, pada pertandingan ini Alfredo Vera cukup banyak melakukan rotasi pemain. Sebagai starter, Alfredo memainkan Arthur Irawan untuk mengisi posisi bek kanan, menggantikan Abu Rizal Maulana. Selain Arthur, di posisi penyerang Alfredo juga memberi kepercayaan kepada striker trial Pedro Henrique. Penyerang Brasil berpaspor Timor Leste itu menggantikan peran Rishadi Fauzi sebagai penyerang tengah dalam formasi 4-3-3. Sementara di posisi penjaga gawang, Alfonsius Kelvan dipilih menjadi starter beberapa saat sebelum pertandingan dimulai.
Sepanjang babak pertama, Persebaya dan Persiba langsung melakukan jual beli serangan. Namun dari segi efektivitas serangan, Persiba justru tampil lebih efektif dan lebih tenang. Terbukti tim Beruang Madu mampu menciptakan dua tendangan tepat sasaran. Sebaliknya, tim Bajol Ijo bermain tidak tenang dan cenderung grusa-grusu. Meski mampu menciptakan total sebelas tendangan, namun hanya satu tendangan tepat sasaran yang berhasil dikreasi pemain-pemain Persebaya sepanjang babak pertama.
Sektor belakang lagi-lagi harus menjadi perhatian ketika terjadi serangan balik. Kali ini yang menjadi sorotan adalah sektor kiri dan kanan yang ditempati oleh Arthur Irawan dan Mochammad Irvan. Arthur beberapa kali terlihat bingung saat harus memberikan pressing kepada lawan. Sedangkan Irvan kerap terlambat untuk kembali turun ke belakang membantu pertahanan.
Gol Persiba yang dicetak pada menit ke-43 oleh Bryan Cesar melalui eksekusi penalti pun berawal dari kecerobohan lini belakang Persebaya. Arthur yang berusaha menutup ruang gerak Beny Oktovianto justru membuat Beny terjatug di kotak penalti.
Penampilan Persebaya di babak pertama memang tidak maksimal. Beruntung performa buruk barisan belakang Bajol Ijo mampu ditutupi oleh penampilan gemilang Alfonsius Kelvan. Pada babak pertama, Alfons menjadi pemain paling sibuk dengan catatan 8 kali saves.
Tak hanya bek-bek Persebaya saja yang tampil kurang maksimal, sektor penyerangan Green Force juga setali tiga uang. Trio lini depan yang diisi oleh Ricky Kayame, Pedro Henrique dan Irfan Jaya bermain terlalu terburu-buru. Beberapa peluang Persebaya di babak pertama tak mampu dikonversi menjadi gol karena buruknya penyelesaian akhir.
Analisis babak kedua
Pada babak kedua, Alfredo secara berturut-turut memasukkan Robertino Pugliara, Rendi Irwan, Rishadi Fauzi dan Feri Pahabol untuk menambah daya serang Bajol Ijo. Sedangkan untuk memperkuat lini belakang, Alfredo memasukkan Mokhamad Syaifuddin dan Abu Rizal Maulana.
Semua jatah pergantian pemain sudah digunakan oleh Alfredo Vera di babak kedua. Namun lagi-lagi permainan masih tidak mencair. Cenderung kaku dan kurang luwes. Umpan-umpan yang dilepaskan pun merupakan umpan yang tanggung sehingga mudah direbut lawan. Selain itu, dalam beberapa momen, pemain-pemain Persebaya kerap terlalu lama memegang bola sehingga kehilangan momentum serangan.
Hujan deras yang mengguyur Stadion Batakan membuat permainan Persebaya sedikit kacau. Namun meski begitu, mentalitas khas arek Suroboyo mulai terlihat di penghujung laga. Menit ke-81, berawal dari sebuah umpan silang Feri Pahabol yang menusuk ke sektor kanan pertahanan Persiba, Rishadi Fauzi mampu menyamakan kedudukan melalui flying header yang bersarang telak ke gawang Fajar Setya. Skor pun berubah menjadi 1-1.
Setelah mampu menyamakan kedudukan, bertubi-tubi Green Force mengurung area pertahanan Beruang Madu. Kombinasi Robertino, Irfan Jaya dan Rishadi mampu membuka celah di lini belakang Persiba. Tepat tiga menit setelah menyamakan kedudukan, Persebaya berbalik unggul melalui tendangan melengkung Rendi Irwan yang tak bisa dijangkau Fajar Setya.
Tak berhenti sampai disitu, pada menit-menit akhir babak kedua Rendi kembali menunjukkan kelasnya. Skipper Persebaya itu mencetak gol keduanya dengan sebuah tendangan chip ke tiang jauh setelah mengelabuhi bek-bek Persiba. Gol Rendi ini menutup kemenangan 3-1 Persebaya atas Persiba. Dan tak salah memang jika akhirnya Rendi Irwan terpilih sebagai Man of the Match pada laga ini.
Tampil buruk sepanjang babak pertama, Persebaya bisa memperbaiki penampialnnya pada babak kedua. Ngotot, ngeyel dan tak lelah mengejar bola yang menjadi ciri khas Persebaya berhasil ditunjukkan punggawa-punggawa Green Force. Kemampuan mengejar ketertinggalan dan membalikkan keadaan memang sudah menjadi trademark Persebaya sejak musim lalu. Namun di balik aksi comeback spesial pada laga kontra Persiba, skuat Persebaya masih memiliki pekerjaan rumah (PR).
Salah satu PR yang harus diselesaikan coach Alfredo Vera adalah kualitas penyelesaian akhir penyerang-penyerang Persebaya. Dalam beberapa pertandingan, Persebaya kerap tertinggal lebih dulu, sebelum akhirnya menyamakan kedudukan atau berbalik unggul. Namun tentunya akan lebih baik jika insting membunuh di menit-menit awal (baca: unggul) dipupuk sejak dini.
Penampilan tim ketika menghadapi Persiba tentu sudah menjadi bahan evaluasi bagi Alfredo Vera. Selamat buat semangat pantang menyerah tim Bajul Ijo. Lain kali jangan buat kami senam jantung, ya! Cetak gol di awal-awal pertandingan itu cara terbaik untuk menguasai jalannya permainan.