I Love You, Bigman

Jacksen F Tiago. Foto: Joko Kristiono/EJ
Iklan

Tepuk tangan meriah tiba-tiba terdengar dari atas tribun GBT. Saya menoleh ke arah utara, timur, dan selatan. Suara tepukan semakin meriah. Kemudian mata saya tertuju ke arah sentelban bawah tribun VIP di mana ada seseorang tinggi besar berjalan perlahan menuju lapangan. Jalannya tenang perlahan dan tampak penuh percaya diri.

Tiba di garis tepi lapangan dia berhenti sejenak. Sejurus kemudian sedikit membungkukkan badan, tangan kanannya membuat tanda (sepertinya tanda salib) di tanah. Setelah itu dengan kaki kanan dulu melangkah memasuki lapangan. Berjalan ke arah gawang selatan tetap dengan langkah tenang. Sementara tepukan tangan dari tribun terus bergema.

Ketika tiba di gawang dia memilih tiang sisi kiri dan menciumnya. Berjalan ke sisi kanan dan memegangnya. Kemudian dia membalas sebentar tepukan Bonek di sisi selatan. Dia adalah Jacksen F Tiago (JFT), legenda Persebaya dan pelatih kepala Barito Putera yang sore itu akan bermain menghadapi Persebaya.

Memilih jalur tengah lapangan JFT berjalan perlahan menuju sisi utara. Seperti di gawang selatan ritual kembali diulangnya. Tak lupa, Bigman, sapaan JFT membungkukkan badan tanda hormat kepada Bonek yang tiba-tiba bernyanyi ucapan selamat datang. Tampak dari pinggir lapangan berkaos hijau dua orang berjalan menyusul JFT ke utara. Presiden Persebaya Azrul Ananda dan Wisnu Sakti Buana. Mereka bertiga bertemu di depan gawang utara. Saling berpelukan hangat dan terlihat mengobrol akrab.

Iklan

Ketiga orang tersebut lalu berjalan kembali ke pinggir lapangan. Seakan ingin melepas rindu sang legenda mulai lagi berjalan kali ini melalui pinggir lapangan. Memulainya melangkah searah jarum jam. Sambil melambaikan tangan ke tribun bigman melangkah berkeliling ke arah utara. Suara gemuruh nyanyian dan tepukan menyambut Bigman dari tribun Green Nord. Salam satu nyali teriak bigman. Sesaat kemudian terlihat Bigman memberikan beberapa kata yang kurang terdengar jelas dari saya berdiri. Melanjutkan ke sisi timur juga disambut hangat. Sempat berhenti di tribun tenggara. Beberapa Bonek terlihat berfoto dan saling memeluk legenda asal Brasil ini. Sampai juga di Tribun Kidul. Beberapa kalimat juga keluar dari Bigman. Kemudian dia memutar kembali ke titik awal mula.

Bigman adalah juara 1997 sebagai pemain dan 2004 sebagai pelatih. Salah satu legenda terbesar era Liga Indonesia bagi Persebaya. Religius, ramah dan sangat hafal satu per satu orang yang pernah dikenalnya. Dalam laga itu Barito Putera berhasil mengalahkan Persebaya di kandangnya sendiri. Tak ada kesombongan terucap dari mulut bigman.

Dari laman emosijiwaku.com sang legenda bahkan meneteskan air mata saat konperensi pers seusai laga. Air mata bahagia, kangen atau sedih menjadi satu. Bangga masih dihormati Bonek, respek setinggi-tingginya bahwa Bonek sangat mengingatnya. “Ini rumah kedua saya. Istri saya orang Surabaya anak saya lahir disini juga,” kata Bigman.

Yang membuat lebih mengiris adalah saat Bigman tak lupa memberikan doa untuk kesuksesan Persebaya dan jangan sampai terperosok lagi. Begitu cintanya bigman dengan Surabaya, Persebaya, dan Bonek. Terima kasih JFT, I love you and God Bless you.

Surabaya, 9 April 2018
Rafsanjani

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display