Tiket pertandingan Persebaya melawan Arema FC ludes terjual dalam waktu dua hari saja. Bila dibandingkan dengan kapasitas stadion yang hanya 50 ribu penonton, saya memaklumi bahwa tiket pasti akan sold out mengingat antusiasme Bonek yang sangat luar biasa dalam menyambut laga ini.
Namun yang ingin saya bahas sebenarnya bukan hal itu, namun soal kekonsistenan panpel dan jadwal distribusi tiket. Banyak dari dulur-dulur bonek yang kecewa tiket sold out hanya dalam waktu dua hari saja. Padahal seperti yang kita ketahui sebelumnya tiket dijadwalkan akan dijual dalam waktu tiga hari.
Dulur-dulur Bonek sebenarnya juga pasti memaklumi jika big match akan seperti ini. Tapi yang dulur-dulur Bonek inginkan sebenarnya adalah sebuah konsistensi akan sebuah jadwal yang telah di-share sebelumnya.
Sebelumnya, tiket akan dijual di tiga tempat yaitu Korem 084/Bhaskara Jaya, Kenjeran Park, dan Stadion GBT. Sementara penjadwalannya di mana 3-5 Mei dijual di dua tempat yaitu Korem dan Kenpark serta 3-4 Mei dijual di GBT.
Namun yang terjadi di lapangan adalah pada hari kedua hanya di jual di Korem dan itu pun sudah langsung sold out.
Terlepas dari memang perkara antusiasme Bonek dan kuota yang dijatah per masing-masing ticket box, saya rasa konsistensi akan jadwal yang telah di-share di berbagai media sosial itu adalah hal mutlak.
Inkonsistensi panpel akan dapat menimbulkan ketidakpercayaan dulur-dulur Bonek terhadap manajemen Persebaya. Akibatnya seperti yang terjadi pada hari ini, dulur-dulur Bonek menggeruduk kantor marketing official Persebaya di Sutos. Sementara saya pribadi melihat, tidak ada keterangan apapun dari panpel tentang habisnya tiket hanya dalam waktu dua hari dan tentang perubahan lokasi yang hanya dipusatkan di satu tempat saja.
Ke depannya, saya sarankan, panpel sebaiknya lebih konsisten terhadap jadwal yang telah di-share di media sosial dan jika memang ada perubahan kebijakan, saya sarankan lebih baik panpel mengkomunikasikan kepada dulur Bonek kuota tiket yang tersisa demi menjaga kepercayaan dulur Bonek kepada pihak official Persebaya selaku manajemen.