Apa kabar Karanggayam,
Sang nafas dan jantung pendetak perjalanan sejarah panjang
Penggetar nyali membara di ambang kemustahilan
Sebab tunggal untuk mengepal tangan ke awan hingga titik darah penghabisan
Hai apa kabar Karanggayam,
Yang kini menjadi gubuk hampa di balik gemerlap sudut-sudut megah Surabaya
Terkubur sepi oleh kemilau pencitraan yang “wani berubah” katanya
Menderita dipisah bak ibu dan anak oleh nafsu birahi para penguasa
Nasibmu Karanggayam,
Ketulusan cintamu hanya terbalas oleh hinaan kepentingan berujung uang ternyata
Teriak tangis air matamu sama sekali tak didengar oleh telinga pongah mereka nyatanya
Walau kini pasukan yang dianggap pahlawan bersemayam di ruangan penuh ruah
Tetap, kau ialah mahligai dengan segala sejarah suka nan duka
Engkau adalah segala-galanya bagi Sura ing Baya
Dengar Karanggayam,
Abdi berikrar padamu, akan merujuk mereka ke pangkuanmu yang penuh berbalas cinta
@rifihadju | 2018