Tiga Saran Agar Persebaya Bangkit di Putaran Kedua

mess
Para pemain Persebaya 1995 ketika santai di kamar Wisma Persebaya. Salah satu bacaannya Tabloid KOMPETISI. Dari Kiri: Hartono, Hari Saptono, Basuni Alwi, Bejo Sugiantoro, Bagong Iswahyudi, Akhmad Junaidi. (Foto: Kholili Indro)
Iklan

Kekalahan Persebaya Surabaya atas Persib Bandung 3-4 pada lanjutan Liga 1 harus menjadi evaluasi total dari para petinggi Bajol Ijo. Akibat kekalahan itu, tim kebanggan arek-arek Suroboyo kini menempati peringkat ke-13 dengan mengoleksi 22 poin. Bagaimana Bonek tidak geram, tim kebanggaan yang diperjuangkan saat mati suri kini hanya menjadi kelinci percobaan formasi coach Alfredo Vera.

Berikut ini tiga pendapat agar Persebaya kembali bangkit lagi di putaran kedua Liga 1 2018:

  1. Pulangkan alumnus didikan internal Persebaya.

Persebaya telah lama mati suri, seharusnya manajemen dan pelatih mendatangkan para alumni didikan internal Persebaya dalam skuad Bajol Ijo. Hal ini agar Persebaya tetap memiliki karakter permainan ngeyel khas Suroboyo-an. Karakter itulah yang sempat hilang dalam beberapa pertandingan terakhir terutama saat awal babak pertama mulai. Seperti yang pernah disinggung oleh pelatih Perseru Serui, Putu Gede, Persebaya sekarang berbeda dengan Persebaya dulu. Persebaya dulu menekan sejak awal-awal pertandingan. Dengan dipulangkannya para alumnus didikan internal persebaya, maka karakter permainan khas Suroboyo akan mampu ditularkan ke pemain lainnya.

  1. Kembalikan pemain ke Mess Eri Irianto dan lapangan Karanggayam

JASMERAH, Jangan sekali-kali melupakan sejarah. Di mess inilah sejarah Persebaya bermula. Pemain Persebaya wajib hukumnya mengetahui sejarah tim yang dibelanya, baik sejarah tentang prestasi dan sejarah rivalitas. Saya yakin skuad Persebaya yang bukan didikan internal kurang memahami sejarah Persebaya dan kurang tertanam nilai sejarah Persebaya. Karena sejak kebangkitan tim ini asrama persebaya dipindahkan ke sebuah apartemen.

Iklan

Dengan kembali ke Mess Karanggayam maka para pemain akan lebih dekat dengan sejarah Persebaya. Sehingga siapapun pemain rekrutmen Persebaya juga akan tertanam nilai-nilai sejarah Persebaya. Sejalan dengan hal tersebut, berlatih di Karanggayam akan semakin mendekatkan para pemain, pelatih, dan manajeman dengan supporter. Pemain harus mengetahui bagaimana perjuangan dan pengorbanan para Bonek dalam memperjuangkan Persebaya ketika mati suri juga pengorbanan dalam mendukung tim kebanggannya baik saat kadang dan kandang. Tidak terhitung berapa nyawa yang menjadi korban saat mendukung persebaya.

  1. Don’t change the winning team

Seperti ungkapan pelatih kelas dunia Jose Morinho, Don’t change the winning team. Dari pekan pertama liga 1 hingga pekan ke-17, tidak ada formasi pakem dari Persebaya, tidak ada kerangka tim baku, yang ada hanya ekperimen. Bagaimana pemain bisa saling memahami jika formasi yang diturunkan berubah-ubah. Padahal saat masih di liga 2, jarang sekali AV melakukan eksperimen, alhasil Persebaya juara.

Putaran kedua di depan mata, tidak ada lagi ada toleransi. Saatnya berbenah dan bangkit. Bonek mendukung tidak setengah-setengah, maka jangan setengah-setengah dalam berjuang di lapangan. Itulah hakekat cinta dibalas cinta.

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display