Kilas Balik Drama Pergantian Pelatih Green Force, Dejavu?

Azrul Ananda. Foto: Etsha Magenta/EJ
Iklan

EJ – Drama pergantian pelatih Persebaya yang berlangsung sepekan terakhir mirip dengan yang terjadi tahun lalu ketika Green Force mengarungi Liga 2. Saat itu, Persebaya masih ditangani Iwan Setiawan.

Kursi kepelatihan Iwan Setiawan harus berganti, juga bermula dari hasil buruk yang dicapai Bajol Ijo. Puncaknya, Persebaya takluk dari tuan rumah Martapura FC.

Kala itu, Bonek yang hadir langsung di stadion langsung melakukan protes. Mereka mengerumuni bus yang mengangkut Rendi Irwan dkk di depan stadion. Gemuruh tuntutan agar Iwan Setiawan keluar terus menggema, yang berbuntut insiden kecil di luar stadion.

Iwan Setiawan yang tidak terima atas tuntutan suporter sempat mengacungkan jari tengahnya kepada massa. Selain itu, insiden yang cukup memalukan juga berlanjut di hotel tempat pemain menginap, Iwan Setiawan bersitegang dengan sejumlah Bonek.

Iklan
BACA:  Laga Lawan PSBI Resmi Ditunda

Tak cukup sampai di situ, ketika rombongan tim pulang ke Surabaya, gelombang protes berlanjut. Para Bonek menggelar aksi protes di Bandara Internasional Juanda saat kedatangan Bajol Ijo.

Namun, saat itu Iwan Setiawan seakan lenyap, keberadaannya tidak diketahui. Beberapa waktu berikutnya akhirnya manajemen mengumumkan pergantian pelatih dari Iwan Setiawan ke era Angel Alfredo Vera.

Kondisi tak jauh berbeda kembali terulang kali ini. Mundurnya Angel Alfredo Vera juga diawali dari hasil buruk Persebaya di beberapa laga terakhir. Sebagaimana Iwan Setiawan, Alferdo Vera juga sempat ‘menghilang’ usai laga tandang terakhir.

Fenomena ini seakan dejavu, namun Presiden klub Persebaya, Azrul Ananda, enggan menyebutnya demikian. “Agak beda, bagaimana pun saya harus menyampaikan, bahwa saya hutang Budi terhadap Alfredo Vera,” tandasnya.

BACA:  Menantikan Laga Ke-100 Muhammad Hidayat

Putra Dahlan Iskan itu menilai, semua pendukung dan pemain serta seluruh pihak yang ikut berjuang mengembalikan Persebaya ke Liga 1, pasti mengakui jasa Alfredo Vera. “Semua tidak akan di sini kalau kita tidak masuk Liga 1. Jadi kita semua harus ucapkan terima kasih,” urainya.

Azrul menegaskan, kondisi yang dialami Persebaya saat ini cukup sulit. Keberanian Alfredo Vera untuk mundur juga menurutnya merupakan keputusan yang sangat berat.

“Tetapi harus kami hormati, demi kebaikan semua. Dan semoga ini bukan akhir dari hubungan kita, karena berakhir baik-baik,” pungkasnya. (rul)

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display