Aji Santoso: Darah Saya Masih Hijau

Aji Santoso, Persela Lamangan. Foto: Choirul Anwar/EJ
Iklan

EJ – Pelatih Persela Lamongan, Aji Santoso, memanfaatkan laga menghadapi Persebaya, Minggu (5/8) sore di Stadion Gelora Bung Tomo, sekaligus sebagai momentum nostalgia. Pria asal Malang itu mengaku tak mungkin melupakan masa-masa indah saat membela panji Persebaya.

“Saya pernah dibesarkan dan membesarkan Persebaya, sampai kapan pun tetap ada di hati saya, karena ada memori yang sangat indah,” ujar pendiri Asifa ini.

Kenangan terindah yang tetap melekat pada ingatannya adalah ketika membawa Green Force menjuarai kompetisi kasta tertinggi nasional pada tahun 1997. Kala itu, di bawah kepemimpinan pelatih Rusdy Bahalwan, Aji Santoso turut mengantarkan tim kebanggaan Bonek sebagai kampiun.

Tak hanya sukses sebagai pemain, keberhasilan karier Aji Santoso di Persebaya juga tercapai ketika menjadi pelatih. Aji pernah bersedia dikontrak menangani Bajol Ijo hanya untuk satu pertandingan.

Iklan
BACA:  Belum Ada Kejelasan dari Persebaya, Osvaldo Haay Siap Cari Klub Lain

Kala itu, Persebaya terseok-seok di babak 8 besar hingga gagal di semifinal Divisi Utama tahun 2008 (sekarang setara Liga 2). Beruntung, Persebaya masih mendapat jatah play off menghadapi PSMS Medan.

Dalam laga yang berlangsung di Stadion Siliwangi, Bandung, Persebaya mengalahkan PSMS Medan lewat drama adu penalti. Hasil itu mengantarkan Persebaya berkompetisi di Indonesia Super League 2009 (sekarang setara Liga 1).

“Waktu itu kalau tidak salah hanya latihan sekitar 12 hari,” kenang Aji. Beberapa tahun berselang, Aji juga kembali didapuk melatih Persebaya dalam kompetisi Liga Prima Indonesia (LPI).

“Ketika LPI, saya pelatih dan juara putaran pertama, sayang kompetisi tidak dilanjutkan. Artinya Persebaya ini tim yang ada di hati saya, bagi saya Persebaya luar biasa,” tandasnya.

BACA:  Persebaya Kembali Berkompetisi, Bonek Penuhi Nadzar Jalan Kaki 15 Kilometer

Sampai saat ini, Aji mengaku masih dekat dengan Bonek. Komunikasi antara Aji dan Bonek, juga para bekas punggawa Persebaya di masa lalu terus terjalin baik. Karenanya, pertandingan kali ini menjadi ajang nostalgia baginya.

“Akan tetapi untuk pertandingan ini, 90 menit saya harus melawan Persebaya, tetapi setelah itu kembali biasanya. Darah saya kalau dibuka juga ada warna hijaunya. Karena itu tadi, tahun 95 -99 saya di Persebaya, di masa – masa itu sangat indah. Bersama coach Bejo, kami menciptakan sejarah dan itu tidak akan terlupakan,” pungkasnya. (rul)

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display