Green Force Persebaya baru saja menyelesaikan laga tandang di Banjarmasin, dan menelan pil pahit dipencundangi PS Barito Putera 3-2. 20 pertandingan sudah dijalani, dan akan ada 14 laga di depan untuk dimaksimalkan oleh Bajul Ijo. Selepas laga ini, coach Bejo akan kembali ke tim junior, karena memang statusnya di tim utama hanya sebagai caretaker di 2 laga setelah mundurnya Alfredo Vera dari kursi pelatih.
Kini seluruh tim Liga 1 menjalani masa jeda yang cukup lama, sekitar hampir 1 bulan, dikarenakan Asian Games yang sedang berlangsung. Khusus untuk Persebaya, saat ini kita juga sedang berharap cemas, menantikan langkah manajemen untuk merekrut pelatih baru untuk tim kebanggaan Bonek ini, sementara pintu transfer pemain sudah resmi ditutup.
Sambil menunggu siapa yang akan menduduki posisi head coach, saya ingin melakukan evaluasi, yang tentu saja ini berdasar atas penilaian pribadi saya, yang sejak dari laga 1 mengikuti perkembangan tim dari Belanda.
Formasi yang digunakan sebagai bahan evaluasi adalah 4-3-3, di mana ini formasi yang paling cocok dan juga paling sering digunakan. Platform sepertinya dibangun atas skema formasi ini, dilihat dari coach Bejo yang juga memakai komposisi ini dan besar kemungkinan pelatih baru nanti pun akan menggunakannya juga. Ini mengingat kompetisi sudah berjalan jauh, dan akan sangat riskan menggunakan formasi baru dengan resiko pemain akan mengulang memahami dari awal lagi. Sepertinya tidak ada waktu lagi untuk itu.
Penjaga gawang
Sektor ini merupakan pilar utama dari tim. Kenapa saya katakan pilar utama, karena seorang kiper dituntut untuk memiliki sisi individual yang kuat, baik skill ataupun konsentrasi, yang crucial sebagai landasan permainan dari tim itu sendiri. Penampilan yang jelek akan menyeret pada permainan kolektif dan kepercayaan diri yang buruk bagi tim, dan begitu juga sebaliknya, penampilan yang gemilang akan mengkatrol permainan tim.
Dari 3 penjaga gawang, semua sudah pernah dimainkan dengan caps paling banyak dimiliki oleh Mizwar Saputra dengan 16 kali main (80%), lalu Dimas Galih 3 kali (15%) dan terakhir Alfonsius Kevlan 1 kali (5%). Semua pernah merasakan kebobolan, kekalahan dan hanya Mizwar dan Dimas Galih yang pernah melakukan cleansheet. Menengok penampilan penjaga gawang pada laga melawan PS Barito Putera, membuat saya ”menyingkirkan” nama eks penjaga gawang dari SAD Indonesia, Dimas Galih dari pilihan pertama. Pun demikian dengan Alfonsius Kelvan yang minim jam terbang sedari bermain di Bali United. Miswar Saputra, yang juga sempat dilirik Luis Milla, selayaknya diberi kepercayaan kembali masuk ke starting line up.
Pemain Belakang
Di sektor ini, stok yang ada cukup melimpah, bahkan setelah kedatangan OK John. Untuk sektor full back kanan dan kiri, saya pikir Abu Rizal Maulana dan Ruben Sanadi merupakan pilihan utama dan terbaik. Untuk sektor bek tengah, nama Otavio Dutra menjadi pilihan saya. Penampilan yang konsisten dan juga faktor pengalaman, belum lagi mentalitas juara yang disandangnya, membawa Bhayangkara FC juara tahun lalu, menjadikan dia unggul di posisi ini. Pendampingnya, ada stok yang melimpah, mulai dari Andri Muliadi, Rachmat Irianto sampai dengan rekrutan baru OK John.
Namun pilihan saya jatuh kepada Fandri Imbiri. Faktor kemampuan membaca permainan, power, dan juga pengalaman menjadi pertimbangan. Dari 4 cleansheet yang sejauh ini diraih Persebaya, Fandry Imbiri bermain di 3 laga tersebut (melawan Perseru, Arema, dan PSMS).
Tengah
Di lini sentral ini, nama Robertino Pugliara menjadi yang utama terlintas di pikiran. Daya jelajah yang tinggi disertai dengan skills yang mumpuni seakan menghapus keraguan ketika pertama kali didatangkan, terutama dari faktor usia. Penampilan yang konsisten mampu menjadi dirigen yang baik di lini tengah Persebaya.
Captain Rawon, Rendi Irwan mejadi pilihan saya selanjutnya. Faktor pengalaman, militansi, skills yang mumpuni serta kepemimpinan di lapangan menjadikan penampilan Rendi kerap menjadi penentu bahkan inspirasi permainan tim. Permainan moncer di tiga laga terakhir (2 gol dan 2 assists) diharapkan akan terus berlangsung. Satu nama lainnya cukup sulit untuk saya pilih mengingat banyak stock melimpah di lini ini dengan kemampuan pemain yang naik turun.
Nelson Alom menjadi pilihan saya, karena selain faktor power yang dimiliki, pengalaman serta daya jelajah, Nelson dapat memainkan peran sebagai pemutus serangan di tengah, menjadikan dia sebagai palang pintu terdepan sebelum lawan masuk ke area pertahanan. Sempat mengikuti TC timnas Asian Games, tentu saja saat ini saya mengharapkan dia akan segera pulih dan segera bermain di sisa putaran kedua ini.
Depan
Di sektor penyerang ini, nama David da Silva menjadi yang nomer satu. Catatan torehan gol sebagai top scorer tim sejauh ini sudah cukup memberi bukti. 11 golnya ada di total 31 gol yang telah diraih Persebaya, atau sekitar 35% dari gol keseluruhan Green Force. Hanya saja faktor fisik, baik itu endurance atau cedera yang membuat dia tidak bisa selalu berada di line-up tim (disamping faktor akumulasi hukuman kartu).
Punggawa Persebaya yang saat ini menjadi tulang punggung timnas Asian Games, Irfan Jaya menjadi pilihan selanjutnya. Sempat mlempem di awal-awal kompetisi, pemain terbaik Liga 2 ini telah menemukan tajinya kembali yang bukan hanya memberi sumbangsih positif bagi tim, namun juga mengantarkannya masuk ke tim nasional.
Nama terakhir dari trisula di depan, saya memilih Feri Pahabol. Faktor pengalaman bermain di liga 1 bersama Persipura, kecepatan serta daya sisir yang mumpuni, ditambah fisik yang prima menjadi pertimbangan saya. Hanya saja, bagi pemain yang sempat membela timnas u23 ini, ketajaman serta konsistensi permainan harus dibenahi lagi, terutama menjalani sisa kompetisi ini.
Kurang lebihnya itulah otak-atik gatuk formasi Persebaya ala saya. Tentu saja ini hanya pendapat subjektif saya sebagai bonek yang setia mendukung Persebaya (sementara ini dari jauh). Yang jelas, saya dan Bonek lainnya pasti berharap di masa jeda ini, manajemen dapat segera menemukan pelatih yang pas dan cocok. Bukan cocok dengan pendapat Bonek, namun cocok dengan para pemain dan tim, dapat bekerja sama dengan manajemen dan akhirnya bisa meramu taktik yang jos gandos untuk Persebaya, agar tampil perkasa di akhir sisa putaran kedua. Saya rasa, ketika meraih hasil yang baik dengan penampilan yang ngeyel, trengginas dan ciamik, dengan sendirinya pelatih tersebut akan memiliki hubungan yang romantis dan harmonis dengan para bonek, pendukung sejati Persebaya.
Salam satu nyali, WANI!