Manajemen Persebaya resmi menunjuk Djajang Nurjaman sebagai pelatih kepala untuk menggantikan posisi yang ditinggalkan Angel Alfredo Vera secara definitif. Langkah tersebut memantik pro-kontra terutama di kalangan Bonek, suporter setia Bajol Ijo.
Di sejumlah media sosial, Bonek banyak menyampaikan pendapatnya. Ada yang mendukung, ada pula yang mempertanyakan keputusan manajemen. Pasalnya, Djajang Nurjaman belum memiliki sejarah sukses bersama Green Force.
Ya, pria yang akrab disapa Djanur itu memang orang baru bagi Persebaya. Namanya lebih besar sebagai pelaku sepakbola di wilayah Jawa Barat, ketimbang Jawa Timur yang notabene basis utama Persebaya. Praktis, pengetahuan Djanur tentang seluk-beluk tim kebanggaan Bonek belum teruji.
Namun, Djanur tidak bekerja seorang diri. Legenda hidup Persib Bandung itu diduetkan dengan asisten pelatih Bejo Sugiantoro. Berbeda dengan Djanur, Bejo adalah sosok yang memiliki sejarah berkiprah bersama Persebaya. Dedikasinya untuk Bajol Ijo pun tidak perlu dipertanyakan lagi.
Hanya saja, Bejo belum memenuhi syarat administrasi untuk memimpin klub Liga 1. Dalam hal ini, menjadikan Bejo sebagai partner kerja Djanur memang langkah terbaik yang bisa diambil Persebaya.
Kini, keduanya juga telah sama-sama dideklarasikan sebagai juru racik untuk menangani Rendi Irwan dkk hingga akhir musim. Tugas berat menanti keduanya, sehingga ada baiknya pro-kontra penunjukkan Djanur sebagai pelatih kepala, disudahi sekarang juga.
Toh, Djanur juga masih belum diberi kesempatan untuk membuktikan kemampuannya meramu resep terbaik. Dia baru akan bergabung pada 3 September nanti. Dari segi pengalaman kepelatihan, Djanur juga tidak tergolong pelatih gagal. Gelar juara kasta tertinggi kompetisi nasional pernah diraihnya.
Karena itu, Bonek harus kembali kepada ‘kithoh’ utamanya sebagai pendukung Persebaya. Saatnya menyudahi suara sumbang untuk mencapai hasil maksimal di sisa kompetisi. Sebab, Persebaya masih membutuhkan dukungan kita, Bonek!
Salam Redaksi!