Menaruh Asa Kepada Djajang Nurjaman

Djajang Nurjaman. Foto: Viking Persib for EJ
Iklan

Per 3 September 2018, secara resmi Djajang Nurjaman akan memegang kendali kepelatihan Persebaya. Legenda sepak bola nasional dan Persib Bandung ini menggantikan posisi pelatih sementara, Bejo Sugiantoro. Nantinya, Bejo akan menjadi asisten Djajang Nurjaman di Tim Bajul Ijo ini. Dengan terpilihnya Kang Djanur di kursi kepelatihan Persebaya membuat dirinya menjadi “Pelatih asal Tanah Sunda pertama yang melatih Persebaya.”

Pasti banyak pro dan kontra terkait pemilihan pelatih yang akrab dipanggil dengan nama Djanur ini. Ya jelas. Lha wong Djanur dipecat oleh PSMS Medan di awal kompetisi ini. PSMS aja di juru kunci, masa kita mau pakai pelatih “gagal”sih? Dan pertanyaan mayoritas yang mengemuka “kok gak Arek Suroboyo ae sih”, “koyok gak onok wong liyo ae” dan lain sebagainya. Namun penulis yakin siapa pun yang mejadi pelatih Persebaya wajib kita dukung bersama dan tidak anti kritik nantinya.

Pria kelahiran Majalengka, 30 Oktober 1964 ini bukanlah pelatih sembarangan. Bukan saya lho ya yang mengatakan demikian tetapi setidaknya rekam jejak dan statistiknya mengatakan demikian. Yang ingin saya angkat di sini adalah data-data Djajang Nurjaman ketika melatih tim-tim di level teratas Liga Indonesia. Yakni ketika membesut Persib Bandung dan PSMS Medan.

Data di atas tidak termasuk prestasi Djanur di luar kompetisi resmi. Yakni Juara Celebes Cup 2012, Juara Piala Walikota Padang 2015, dan Juara Piala Presiden 2015. Jika data di atas di buat dalam nilai persentase. Maka ditemukan angka rasio kemenangan Djanur sebesar 55 persen, seri 27 persen, dan kalah sebanyak 18 persen.

Iklan

Angka-angka di atas menjadi tak berarti nantinya manakala permainan Persebaya tak membaik dan menunjukkan jati diri sebagai tim yang bermain taktis dan ngosek sepanjang pertandingan. Tetapi saya yakin akan ada perbaikan cara bermain dan revisi peringkat Persebaya di klasemen nanti. Karena legenda akan didampingi oleh legenda. Yaitu sosok Djanur akan dilengkapi dengan figur asisten Bejo Sugiantoro. Djanur dengan pengalaman melatihnya akan sangat berguna di dalam tim yang nantinya akan dibantu mengenalkan kultur Surabaya dengan hadirnya Bejo Sugiantoro sebagai asisten pelatih.

Dengan sedikit menggubah lirik lagu berjudul Bangkitlah dari Shoutul Harakah:

Bangkitlah Persebaya-ku
Harapan itu masih ada
Berjuanglah pemainku
Jalan itu masih terbentang
Selama matahari bersinar
Selama kita terus berjuang

Ayo… Kamu Bisa! (dpp)

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display