EJ – Kekalahan telak 0-14 PSBI Blitar atas Persebaya tidak terlalu membuat sedih manajernya, Fariz Yudha Saputra. Menurutnya, kekalahan ini sudah bisa diprediksi sebelumnya karena PSBI memang kalah kelas dari Persebaya.
Ditemui usai pertandingan, Fariz mengaku jika pertandingan ini dijadikan ajang bagi para pemainnya untuk menimba pengalaman dari Persebaya. “Semua pemain kami berasal dari Blitar dan berusia muda. Di Liga 3, pemain yang diperbolehkan masuk skuad maksimal lahir tahun 1996,” ujarnya kepada EJ.
Persiapan menghadapi Persebaya memang relatif pendek. Skuad disiapkan hanya dalam waktu dua minggu. Fariz juga sedikit curhat jika tim tidak ada dana untuk mengikuti turnamen ini. “Tidak ada target khusus di Piala Indonesia karena kami memang tidak ada dana mengikuti turnamen ini,” ujar manajer yang sebelumnya pentolan suporter PSBI ini.
Untuk menghemat dana, PSBI tidak menginap di Surabaya melainkan berangkat menggunakan bus mini langsung dari Blitar menuju Stadion AAL Bumimoro, Surabaya. “Jarak tempuh Blitar-Surabaya hanya tiga jam. Apalagi sekarang sudah ada Tol Kertosono,” ucapnya.
Saat ini, PSBI mengikuti kompetisi Liga 3 Nasional. Tim berjuluk Singo Lodro tergabung dalam Grup 6 bersama Persepam Madura, Persekap Pasuruan, Persekam Metro FC, dan Persida Sidoarjo.
Fariz bercerita jika PSBI bisa mengikuti kompetisi Liga 3 juga atas dorongan para suporternya. Ia pun didaulat jadi manajer. Fariz mengaku jika tim yang bermain saat ini berbeda dari tim yang berkompetisi di Liga 2 musim lalu.
“Tak ada satu pun pemain yang bermain di musim lalu ada di skuad ini. Begitu juga pengurusnya. Semuanya baru,” ujarnya.
PSBI juga tidak ada bantuan dari Pemkab Blitar karena mereka telah berstatus sebagai PT.
Usai melawan Persebaya, PSBI kembali bersiap dalam lanjutan Liga 3. Sejak kompetisi digulirkan 15 Juli lalu, PSBI menghuni posisi 3 klasemen sementara Grup 6. Setiap grup hanya akan diambil dua tim yang nantinya akan ditandingan dengan tim-tim Liga 3 tingkat nasional dan regional. (iwe)
