Surabaya Speak Up Vol 2: Politik Millenial, Kesadaran atau Keterpaksaan

Iklan

Pemilu legislatif akan kembali digelar tahun depan bersamaan dengan pemilu Presiden. 16 partai politik telah mengumumkan Daftar Caleg Sementara yang nantinya ditetapkan KPU sebagai Caleg Tetap. Di antara ribuan Caleg, mayoritas berasal dari kalangan millenial.

Keterlibatan anak muda menjadi Caleg tentu menggembirakan. Ini akan menjadi warna baru bagi dunia perpolitikan Indonesia. Banyak di antara caleg milenial yang ikut dalam pesta demokrasi ini merupakan anak-anak dari tokoh-tokoh politik di Indonesia yang memang sudah memiliki garis keturunan yang mewakili trah para politisi. Selain itu banyak juga caleg milenial yang merupakan anak dari Pengusaha yang memutuskan menjadi caleg. Adakah di antara mereka caleg yang memang hadir karena memiliki social capital yang sudah cukup?

Banyaknya caleg muda selain menggembirakan tentu memunculkan sejumlah kekhawatiran. Mereka belum mempunyai pengalaman politik seperti para senior yang telah dulu malang melintang. Selain itu, secara finansial mereka juga belum kuat. Siapkah caleg millennial mengikuti kompetisi politik di tanah air?

Iklan

Fenomena hadirnya caleg muda dari kalangan millennial akan dibahas dalam sebuah diskusi Surabaya Speak Up yang mengambil judul Politik Milenial “Kesadaran atau Keterpaksaan”. Ini adalah Surabaya Speak Up volume 2. Pada edisi perdana, Surabaya Speak Up membicarakan tentang Indonesia as A Creative Idea dengan pembicara Joko Santoso, seorang dosen dari Universitas Airlangga.

Untuk membicarakan tema Politik Millenial, “Kesadaran atau Keterpaksaan”, Surabaya Speak Up akan menghadirkan beberapa caleg dari parpol yang mewakili kaum millennial. Mereka akan berbicara tentang fenomena caleg muda. Peserta bisa langsung ikut berdiskusi dengan narasumber. Diskusi ini terbuka untuk umum dan akan diselenggarakan di Satu Atap Coworking, Kamis, 27 September 2018 dimulai pukul 18.30. (*)

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display