Peristiwa balas berbalas Bonek dan Aremania di stadion adalah pembuktian bahwa rivalitas ini belum menemukan cahaya terang menuju arah perdamaian yang di gadang-gadang hampir seluruh insan bola tanah air.
Surabaya harus menjadi pioneer dalam hal ini. Betapa akutnya rivalitas yang tidak berangkat dari head to head tim membawa korban dan banyak hal yang menakutkan di dalamnya. Pasoepati Solo dan Persela Lamongan adalah cuplikan perseteruan yang tidak berangkat dari lapangan, namun Bonek mampu menjalin keakraban dan berdamai dengan baik.
Dari catatan pembuka ini, kita mencoba perbaikan tabiat dari dalam rumah sendiri di Gelora Bung Tomo. Saya menyoroti tribun yang dinamai Azrul Ananda sebagai “Super Fans”. Harga tiket 1/4 juta rupiah itu hingga akhir musim tetap saja tak melihatkan fasilitas yang sepadan, belum lagi pengamanan pintu masuk yang melebihi ketatnya masuk istana Negara.
Kita bisa melihat hujaman botol air mineral yang menyasar pemain dan official rival di sana, mengapa deras dari tribun super itu? Padahal skriningnya sangatlah ketat. Tak ada asongan yang menjual botol-botol, yang ada air kemasan plastik jika dilemparkan tak akan menyakiti siapapun.
Pernahkah anda melihat eks manager Abud menerima lemparan tepat di kepalanya? Pernahkah anda melihat 1 pemain Arema terkena lemparan serupa tepat mengenai kepala? Itu berasal dari tribun Super Fans.
Azrul mungkin dulu berharap penamaan tribun seperti hall-hall NBA akan tersadur mentalitasnya di Benowo. Harapannya apa yang ada di stadion LA Lakers atau Chicago Bulls sama persis mereka yang berada di stadion Bung Tomo. Tak ada hujatan, lemparan, atau intimidasi verbal lainnya kepada tim tamu atau bahkan pemain sendiri.
Steward GBT tribun Super Fans harus melakukan evaluasi mengapa botol dan benda lain bisa masuk di pengamanan berlapis seperti itu?
Aksi-aksi pelemparan dari tribun Fans sektor Timur, Utara, dan Selatan tak begitu deras dari mereka di Super Fans. Saya suka reaksi suporter yang emosional, tapi jika di ikuti aksi pelemparan maka ke-super-an tribun itu ditiadakan saja.
Bagaimana memberi pelajaran yang baik jika kita tidak memulainya. Segala benda untuk pelemparan tribun Super Fans sepenuhnya tanggung jawab steward. Ini bukan soal individu seperti yang di bilang Ratu tisha, tapi ini juga bagian dari kendurnya pengawanan, atau ada celah mengangah yang dimasuki Bonek yang berniat melakukan pelemparan, keteledoran steward, dan banyak lagi kesalahan mendasar pengamanan yang hanya lebih fokus pada korek dan rokok saja.
Kejahatan itu bisa datang dari mana saja selama ada niat, namun niatan akan luluh dengan aturan yang ketat dan menjadi jeratan. (*)