EJ – Pelatih Persebaya, Djadjang Nurdjaman, pernah menukangi Persib selama 8 tahun. Ia pernah membawa Persib menjuarai Liga Indonesia 2014. Djanur juga mempersembahkan gelar Piala Presiden untuk Maung Bandung pada 2015.
Pada 2017, ia mengundurkan diri dari Persib karena gagal mendongkrak performa tim. Setelah sempat menukangi PSMS Medan, kini ia menjadi pelatih Persebaya. Performa Djanur bersama Persebaya tidak bisa dibilang bagus. Dari 5 laga, 3 kali Persebaya mengalami kekalahan, 1 menang, dan 1 seri.
Bertemunya kembali Persebaya dengan Persib di pekan ke-26 tentu membawa memori khusus bagi Djanur. Apa sesungguhnya arti pertemuan kedua tim bagi Djanur?
“Aslinya sama saja buat saya. Saya sudah pindah klub. Jadi tak ada masalah. Yang pasti karena saya sudah tidak di Persib, keinginan mengalahkan pasti ada,” ujar Djanur.
Menurutnya, Persib punya style berbeda dengan formasi 4-4-2. Meski tidak diperkuat Jonathan Bauman karena masih menjalani skorsing, Djanur mengatakan jika Persib akan tetap memainkan formasi itu. “Ini cukup efektif. Tidak terlalu enak dilihat tapi efektif. Sehingga Persib ada di puncak,” lanjutnya.
Pertemuan nanti juga akan menjadi ajang reuni bagi Djanur dengan mantan anak asuhnya. Sebut saja Atep Rijal, Toni Sucipto, Deden Natshir, Haryono, hingga I Made Wirawan. “Saya pikir semua saling tahu. Mereka tahu saya, saya tahu mereka,” pungkasnya.
Persebaya akan berangkat menuju Bali pada Kamis (11/10). Laga kedua tim akan dilangsungkan di Stadion I Wayan Dipta, Gianyar, Sabtu (20/10). (iwe)