Konpers Rene Alberts: Kalkulasi Juara, Tak Ada Satu pun Pemain PSM Dipanggil Timnas

Foto :Visnu Suwarto for EJ
Iklan

EJ – Pelatih PSM Makassar, Robert “Rene” Alberts, mengikuti konpers pra laga melawan Persebaya, Jumat (9/11). Ia didampingi pemain berpengalaman, Zulkifly Syukur.

Tentang laga lawan Persebaya

Pertandingan yang menarik. Persebaya adalah tim kuat yang bertanding di kandang. Mereka banyak mencetak goal, dan sejauh ini kita lihat bahwa Persebaya dapat mengalahkan tim-tim besar di kota ini. Kita harus fokus dan disiplin soal pendekatan bagaimana caranya agar kita dapat melakukan pendekatan untuk pertandingan besok.

 

Iklan

Tentang pemain-pemain yang absen

Ada lima pemain kunci yang tidak bisa kita mainkan besok. Seperti tim-tim lain kalau ada pemain absen ya kita harus atasi itu. Pemain yang akan terpilih untuk menggantikan, mereka mendapatkan kepercayaan penuh dari saya, dan mereka tahu apa yang akan mereka lakukan.

 

Tentang Persebaya yang bermain tanpa da Silva

Saya kira Persebaya sudah bermain beberapa pertandingan tanpa David da Silva sekalipun. Dan beberapa pemain mereka diganti dengan pemain lain. Saya kira mereka sudah melakukan persiapan. Mereka tetap mencetak gol meski tanpa da Silva.

 

Tentang kalkulasi PSM agar bisa juara

Tidak ada kalkulasi di tim tentang berapa poin lagi yang perlu kita dapatkan. Pendekatan yang salah kalau kita melihat begini. Kita hanya fokus untuk pertandingan besok dan setelah itu yang lain kita bicarakan di lain waktu.

 

Tentang tak ada satu pun pemain PSM di Timnas

Karena kamu bertanya, jadi saya harus jawab. Saya kira banyak katanya hal-hal yang tidak ada masuk dalam konten secara keseluruhan. Ini karena tidak pernah disampaikan kepada siapapun. Namun pada saat kita bicarakan soal subjek ini, soal pemanggilan pemain Timnas. Dari apa yang saya bandingkan di liga manapun di dunia ini, Timnas hanya berisi pemain-pemain dari tim-tim teratas di negara tersebut. Tim-tim yang ada di klasemen atas. Dan itu normal, itulah budaya sepak bola.

Namun fakta menunjukkan bahwa PSM sudah memimpin liga tanpa pemain-pemain Timnas. Dan inilah poin yang harus saya sampaikan. Dan ini menunjukkan bahwa, kekuatan kita bersama sama dengan pelatih mempunyai kekuatan yang besar. Tidak ada hubungan dengan tidak dipanggilnya pemain ke Timnas. Namun hal ini tidak pernah terpikirkan mungkin. Seperti pada saat Leicester City saat menangkan trophy di Inggris. Pada masa itu mereka tidak ada pemain Timnas.

Ya jadi tidak ada kita mau menyalahkan Timnas atau siapapun itu. Namun ini seperti tidak pernah terpikirkan atau tidak pernah masuk dalam konten pembicaraan. Ya apa yang ingin saya tunjukkan adalah kekuatan dari tim saya yang notabene tidak ada pemain Timnas, yang belum terlalu baik untuk Timnas, dan kita bisa menunjukkan sesuatu.

Jadi pertanyaan anda tentang siapa yang seharusnya layak bermain di Timnas? Itu bukan pekerjaan saya. Saya bukan pelatihnya, jadi saya tidak bisa jawab pertanyaan anda. Namun saya tetap berharap yang terbaik untuk Timnas malam ini. Karena semua pelatih yang bekerja di Indonesia punya misi untuk meningkatkan kualitas Timnas. Kalau para pelatih memproduksi pemain-pemain di klubnya masing-masing, itu sebuah keuntungan buat Timnas.

 

Tentang cara untuk tidak tergelincir seperti musim lalu

Saya rasa kita tidak terpeleset musim lalu. Tapi ada kejadian-kejadian yang cukup aneh terjadi musim lalu. Dan salah satunya yaitu adalah pergantian wasit sebelum kick off. Dan ini tidak diizinkan sesuai aturan. Dan sampai sekarang kita tidak menerima jawaban resmi terkait hal itu. Dan saya berharap itu tidak terjadi lagi di musim ini. Dan bukan tim yang terpeleset, tetapi hal-hal yang terjadi di sekitar ini yang menyebabkan aneh akhirnya. Tiba-tiba ada tim yang mendapatkan 3 poin extra. Banyak hal yang terjadi di musim lalu. Makanya saya bilang kita cuma fokus dalam satu pertandingan ke pertandingan yang lain. Karena kita tidak tahu apa yang bakal terjadi. Namun tekat dari pelatih, pemain itu sangat kuat untuk menjadi juara. (*)

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display