“Kon gak budal ta?” begitu bunyi WhatsApp dari teman. Pada hari itu temanku estafet dari Sidoarjo menuju Bandung. “Deloane enggak, masih ada tamu di sini (Jakarta),” Jawabku. “KON GAK KEPENGEN PERSEBAYA MAEN NANG LIGA 1 TA?” balas temanku kala itu.
Seketika badan rasanya bergetar dan seketika tangan langsung mengutak atik HP lalu memesan tiket kereta via online. Aku langsung menuju stasiun Pasar Senen yang sebelumnya “mengusir” tamu yang singgah ke tempatku lalu berpamitan untuk mendukung Bajul Ijo. Tak disangka keretaku yang berangkat jam 09.00 WIB sampai Bandung sekitar jam 13.00 WIB berisi sekitar 100-an Persebaya Fans.
Ya kala itu, Bandung, 25 November 2017, Persebaya berhasil mengamankan 1 tiket promosi. Kick off yang harusnya pukul 18.00 WIB dimajukan menjadi pukul 15.00 WIB dengan alasan keamanan.
Pukul 13.30 WIB, aku sampai di Gelora Bandung Lautan Api, selain Persebaya Fans di sana ada pula PSIS Fans, PSMS Fans, dan segelintir suporter Martapura FC. Aku langsung bergegas ke Tribun Selatan tempat sebagian besar Pendukung Bajul Ijo setelah mengantongi tiket.
Kick off dimulai. Butuh sekitar 25 menitan untuk Persebaya mencetak gol. The Sniper sukses mengeksekusi 12 pas usai pemain belakang Martapura FC hands ball saat berusaha menghalau bola namun memantul ke tangan sendiri. Gol kedua di cetak lagi-lagi oleh pemain yang sama 15 menit kemudian via tendangan bebas dari jarak yang cukup jauh. Saat itu lini tengah martapura FC di acak-acak oleh penampilan ciamik pemain muda asli Surabaya bernama Adam Maulana.
Tidak lama setelah jeda turun minum, Martapura FC berhasil membalas via striker mereka setelah mengelabui dua bek Andri Muliadi dan Fandri Imbiri. Tidak lama berselang Fauzimovic memperbesar keunggulan Persebaya lewat Tandukan. PRITTTTT. Peluit wasit di bunyikan. Persebaya berhasil menundukkan Martapura 3-1.
Hari yang bersejarah bagi Green Force. Semua pemain dan Official persebaya menyapa Persebaya fans di Tribun. Saat itu Vice Captaint Persebaya, Cak Mis masih memakai kruk karena cedera. Kalau tidak salah juga saat itu Pak Presiden AA sampai menitikkan air mata. Persebaya menjungkalkan prediksi saat itu. Bagaimana tidak, saat itu isu sangat kencang sekali saat Persebaya diprediksi tidak akan bisa promosi.
Sebelumnya terdapat banyak rintangan di 8 besar antara lain venue yang harusnya di Cikarang dipindah ke Bandung. Padahal Persebaya sudah siap dan banyak Persebaya Fans sudah tiba di Cikarang, Oknum yang mengaku Persebaya Fans yang membuat sedikit kegaduhan ke official Persebaya yang bertempat di hotel pemain Persebaya, serta anak coach Angel Alfredo Vera yang meninggal karena sakit.
Pukul 18.00 WIB sebagian tribun sudah kosong. Aku pun keluar tribun lalu menyalami dan memberi selamat ke pemain Persebaya. Aku tidak bertemu temanku karena saat itu aku yakin Hapenya mati karena tidak bisa di hubungi. Lalu aku bergegas ke Jalan Braga untuk sedikit bersantai mengingat keretaku berangkat lagi malamnya pukul 01.00 WIB menuju Jakarta. Oh iya bagi pejuang LDR, semua laga Persebaya adalah away. Meskipun bemain di GBT rasanya adalah away mengingat jarak yang cukup lumayan jauh dan biaya yang dikeluarkan hampir sama kayak laga away.
Banyak kisahku mulai ketinggalan kereta saat mau berangkat mendukung Persebaya, sampai ngemper di bandara. Bagi pejuang LDR, kita ke stadion tidak hanya kangen Persebaya, kita juga mendapat bonus berkumpul dengan culture arek.
Terakhir aku izin untuk memenggal lirik lagu Berjayalah Persebaya dan menyanyikan: Di lubuk hati yang paling dalam. Akan kujaga kesetiaan. Walaupun ja(t)uh tetap bertahan. (*)