Sudahi Prasangka, Kekalahan Persebaya Bahan Koreksi untuk Musim Depan

Iklan

Tak ada suporter yang bahagia tatkala tim kebanggaannya kalah. Apalagi kekalahan itu sangat telak. Skor 4-0 untuk kemenangan PSMS atas Persebaya mungkin tak terbayangkan di benak Bonek sebelum laga. 4 kemenangan beruntun dengan skor-skor mencolok membuat Persebaya diunggulkan melawan tuan rumah. Namun fakta berbicara lain. Persebaya mengalami kekalahan terbesar musim ini.

Usai pertandingan, tuduhan main mata tak sedikit dialamatkan kepada Persebaya. Di tengah maraknya isu match fixing, kekalahan telak Persebaya dianggap tak wajar. Prasangka-prasangka buruk bergerak liar bak bola salju. Namun semuanya masih sebatas tuduhan tanpa bukti.

Sebenarnya, tak hanya kekalahan telak yang menyebabkan banyak pihak menuduh Persebaya main mata. Saat menang telak atas Persib di Bali, Persebaya juga tak luput dari prasangka itu. Kemenangan 4-1 di Stadion I Wayan Dipta dianggap pemberian Persib agar Persebaya segera aman dari jeratan zona degradasi.

Di tengah kondisi bangsa yang dipenuhi prasangka, sangat mudah bagi seseorang memberikan tuduhan. Namun jika tuduhan itu tidak disertai bukti, hal itu bisa jadi sangat jahat. Kekalahan Persebaya semalam seolah menghapus 4 kemenangan beruntun yang diraih Green Force. Padahal kemenangan itulah yang membuat Persebaya aman dari degradasi.

Iklan

Kita harus percaya integritas pelatih Djadjang Nurdjaman, Bejo Sugiantoro, dan para pemain yang membawa lambang Persebaya di dada. Kekalahan itu jika dimaknai positif justru bisa menjadi bahan koreksi bagi Persebaya dalam pembentukan tim untuk Liga 1 musim depan.

Kemenangan kadang melenakan. Seandainya Persebaya menang atas PSMS, tentu kita menjadi silau dan menganggap tim ini bisa bersaing untuk musim depan. Ternyata, kekalahan membuat lubang-lubang kelemahan Persebaya tampak menganga. Tim ini masih rapuh dan tak cukup kuat untuk berkompetisi musim depan.

Persebaya masih lemah secara mental. Dari 15 kali laga di mana Persebaya tertinggal lebih dulu, Green Force tak sekali pun meraih kemenangan. Dari 15 laga itu, 11 kali kalah dan sisanya imbang. Harus ada perombakan yang signifikan jika Persebaya mau bersaing dan merebut gelar juara.

Inilah saat yang tepat buat tim pelatih untuk mengoreksi skuadnya. Laga terakhir melawan PSIS bisa jadi ajang seleksi bagi pemain untuk bisa lolos dan menjadi skuad Persebaya di Liga 1 2019. Manajemen juga bisa secara obyektif menilai kinerja tim pelatih. Untuk Bonek, saatnya kita percaya penuh kepada tim.

Musim pertama Persebaya di Liga 1 sangat berat. Perjuangan Green Force jika diilustrasikan bak naik roller coaster. Sempat menjadi kandidat tim yang terdegradasi, kini Persebaya hampir sampai garis finish dengan selamat. Persebaya telah lolos dari jeratan degradasi dan bahkan berpeluang finish di papan atas. Bukankah ini hasil akhir yang membahagiakan?

Kami percaya padamu, Green Force!

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display