Kompetisi sepak bola kasta teratas Indonesia Liga 1 musim 2018 akan segera berakhir. Persebaya akan mengakhiri kompetisi pada Sabtu, 8 Desember 2018. Perjalanan panjang Green Force yang diawali pada 25 Maret 2018 menghadapi Perseru Serui akan diakhiri dengan menjamu PSIS Semarang di Gelora Bung Tomo.
PSIS yang akan menjadi lawan bukanlah hal baru bagi Persebaya. Laskar Mahesa Jenar adalah rival klasik sejak era perserikatan. Sejarah juga mencatat PSIS menjadi lawan tanding saat Persebaya akan mengawali kompetisi Liga 2 tahun 2017 dalam tajuk Homecoming Game. Laga itu juga dihadiri 50 ribu pasang mata yang sudah menunggu Persebaya bertahun-tahun kembali berlaga.
Perseru mengawali dan PSIS akan mengakhiri perjalanan panjang Persebaya di Liga 1. Tim pelatih, pemain, dan semua yang ada di dalam skuad bisa jadi akan berganti musim depan. Bisa bertahan, bisa juga pindah. Tetapi semua tetaplah mempunyai jasa yang besar untuk Persebaya.
Alfredo Vera, Bejo, dan Djanur
Banyak kejadian atau kisah yang terjadi selama 33 pekan. Pergantian pelatih dan keluar masuknya pemain selama putaran pertama dan kedua menghiasi perjalanan Green Force. Alfredo Vera setelah membawa juara Liga 2 meneruskan tugasnya di Liga 1. Sebanyak 18 laga dilalui Alfredo saat memimpin Persebaya. Kekalahan di kandang Perseru pada awal putaran kedua membuat pelatih asal Argentina terpental dari kursi pelatih.
Manajemen kemudian menunjuk Bejo Sugiantoro sebagai karetaker untuk Persebaya. Menghadapi dua laga yaitu partai kandang menghadapi Persela dan tandang lawan Barito Putera adalah tugas Bejo. Satu kemenangan dan satu kekalahan menjadi rekor Bejo di Liga 1. Selanjutnya, datanglah Djadjang Nurdjaman sebagai pelatih kepala dengan Bejo sebagai asistennya.
Djanur, panggilan Djadjang Nurdjaman, mengawali laga sebagai pelatih dengan hasil yang tidak maksimal. Kalah 0-2 dari PS TIRA di partai kandang. Total dalam lima laga pertama hanya meraih satu kemenangan, satu hasil imbang dan tiga kekalahan. Namun pelan tapi pasti, racikan Djanur membuahkan hasil. Kemenangan demi kemenangan diraih. Juga raihan gol Persebaya menjadi tim paling produktif di Liga 1 sampai pekan 33. Sebanyak 59 gol sudah dicetak para pemain Persebaya.
Empat kemenangan beruntun yang diciptakan adalah sebuah rekor tersendiri selama Persebaya di Liga 1 musim ini. Diawali dengan mengalahkan Persib saat main di Bali, menekuk Persija, PSM, Bhayangkara di kandang. Dan terakhir mengalahkan Bali United di Gianyar. Rekor ini seakan tenggelam dengan kekalahan 0-4 dari juru kunci klasemen PSMS Medan di Stadion Teladan pada pekan ke -33.
Kenangan Manis di Akhir Kompetisi
Happy Ending. Ini yang harus dan wajib dilakukan Persebaya di hadapan puluhan ribu Bonek yang akan hadir langsung di Gelora Bung Tomo, Sabtu lusa. Kemenangan adalah hadiah yang pantas untuk Bonek. Segala sesuatu dengan semua pengorbanan dan dedikasi serta support-nya di mana pun Persebaya main. Target papan tengah dari manajemen sudah terpenuhi. Jika dalam laga nanti bisa meraih tiga poin bukan tidak mungkin di akhir klasemen bisa berada di papan atas.
Bonek sudah menyiapkan pesta untuk merayakan sepak bola di altar mereka tribun stadion. Berbagai aksi dan kreatifitas akan tersaji dari semua sektor tribun. Panpel Persebaya juga sepertinya sudah menyiapkan sesuatu untuk mengakhiri kompetisi ini dengan manis. Sebanyak 50.000 lembar tiket sudah habis hanya dalam hitungan jam.
Jadi tidak ada alasan apapun bagi skuad Persebaya untuk total dan penuh semangat untuk ikut serta merayakan sepak bola dengan memberi kemenangan. Menang. Tidak ada kata seri atau kalah di kandang untuk partai terakhir musim ini.
Mari kita rayakan bersama. Ajak semua orang yang kita cintai. Datanglah bersama-sama ke stadion. Katakan pada mereka bahwa Persebaya adalah salah satu alasan kita untuk berbahagia.
Salam satu nyali!