Menempatkan Andik di Puncak Akal Sehat

Foto: Sidomi.com
Iklan

Harusnya, hari-hari ini, sembari menikmati semilir angin yang mengantar menuju pergantian tahun ke 2019, kita masih diliputi euphoria atas segala hal yang ditorehkan Persebaya dan Bonek di pentas kompetisi Liga 1 tahun ini. Baik pencapaian di klasemen akhir, kehebohan dukungan Bonek di laga terakhir, pesta flare yang membuat suasana GBT laksana Stadion Maracana, Brasil, dan, masih banyak lagi kenangan manis yang layak dinikmati.

Nyatanya, laksana asap flare, semua hilang sekejap. Lini masa begitu cepat berganti dengan perdebatan soal Andik, Rendi yang seperti tiada henti. Andik Vermansah nonton Persebaya. Di videokan. Viral. Rendi Irwan pasang status di IG. Lalu suasana menjadi ramai.

Selanjutnya, warganet seperti menjadi wasit, menempatkan dua produk internal terbaik di eranya ini berhadap-hadapan. Rasanya, Rendi yang paling menderita. Dia ditempatkan bak pesakitan. Disebut baper-lah. Diragukan loyalitasnya dan sederet dakwaan lainnya. Miris sekali.

Tak hanya itu, jejak digital sang kapten Persebaya ini pun di udal-udal. Karakternya dibunuh hanya karena mengomentari video yang viral itu. Duh, di mana nurani? Oke lah, Rendi mungkin baper. Tapi, pantaskah hanya karena urusan sepele itu, kemudian diperlakukan seperti ini? Bagaimanapun, keringat yang diteteskannya pernah membantu sang kebanggaan ini meraih podium juara Liga 2. Rendi juga yang memimpin pasukan Green Force menapak papan atas di Kompetisi Liga 1 tahun ini.

Iklan

Bahwa di masa lalu, ada pilihan-pilihan yang diambil yang mungkin tak cocok di kaca mata kita, tetap tak cukup dasar untuk menjadikan dia sasaran sumpah serapah. Bukankah kita sudah sepakat untuk mengubur semua kenangan kelam di masa silam? Semua memang patut diingat, tapi bukan untuk melahirkan dendam.

Come on. Sudahi perdebatan yang menghabiskan energi ini. Mari tegakkan akal sehat bersama-sama. Dudukkan kasus Andik Vermansah ini di puncak akal sehat kita. Caranya? Mudah saja. Kawal proses kepulangan Andik Vermansah ini berjalan alami. Sebagaimana umumnya pemain yang akan bergabung. Ada keinginan, bersambut dan negosiasi dilakukan. Perkara seperti apa ending-nya nanti? Biar waktu yang menentukan.

Bahwa Andik ini harus diperlakukan berbeda karena loyalitas yang ditunjukkan, bisa saja. Tetapi, sentimentil ini jangan sampai membutakan semuanya. Profesionalitas tetap harus di kedepankan. Dalam urusan nilai kontrak, misalnya. Alasan loyalitas tak boleh dijadikan alat tekan Andik maupun Persebaya. Andik minta tinggi dan Persebaya sebaliknya. Loyalitas itu harus bertemu di angka yang pas dan pantas.

Mari nikmati saja proses yang akan terjadi. Tiap tahap yang dilalui, kedepankan akal sehat untuk menilai. Jangan mudah memainkan jari untuk umbar caci maki. Percayalah, tiap huruf yang kita cuitkan, status yang kita pasang, kelak, semua akan dimintai pertanggungjawaban. Terkecuali, bila anda merasa bisa hidup selamanya di dunia ini.

*) Alexi, Persebayaholic, paido boys

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display