Persebaya memang besar. Mendukung kembalinya Andik Vermansah, Evan Dhimas, dan Hansamu Yama bukan berarti menjadikan mereka pemain-pemain yg namanya lebih besar dari Persebaya. Tidak Sama Sekali.
Andik, Evan, dan Hansamu bukanlah orang lain di Persebaya. Ya mereka salah satu bintang sepak bola Indonesia saat ini yang dulunya juga lahir dari rahim Persebaya.
Di luar sana toh banyak juga mantan pemain internal dan memang tidak semua dari pemain-pemain tersebut bisa masuk semua membela Persebaya. Layaknya Barcelona yang memiliki La Masia tetap saja mereka hanya menerima pemain yg benar-benar dalam performa terbaik untuk membela Barcelona. Tentu tidak bisa sembarangan. Semua itu butuh kerja keras, butuh mental yg kuat hingga mencapai standar penampilan yang tinggi.
Dalam hal ini kerja keras Andik, Evan, Hansamu pencapaian mereka sampai dengan saat ini memang patut di apresiasi (seharusnya) oleh Persebaya baik itu oleh manajemen maupun para Fans bahwa ini ‘lhoo’ ada pemain internal Persebaya yang berhasil menjadi salah satu bintang sepakbola Indonesia. Bukankah itu sesuatu hal yang membanggakan?
Lagipula masuknya mereka kalau dilihat konteksnya saat ini justru momentumnya pas dan tidak bisa dianggap dipaksakan.
Mari kita bedah satu per satu, dimulai dari:
1. Andik Vermansah (Winger)
David Da Silva butuh back up mumpuni apabila dia absen diterpa cedera atau terkena akumulasi kartu. Kayame dan Fauzi di posisi yang sama pun tidak mampu memberikan solusi yg diharapkan. Untunglah ada Osvaldo Haay yang di awal musim penampilannya sangat mengecewakan Bonek ternyata dia mampu comeback luar biasa bisa menggantikan posisi David yang absen akibat cedera. Praktis di posisi winger hanya meninggalkan Ovan, Irfan Jaya dan Pahabol. Di sini pula, bagaimana apabila ada yg absen karena sakit, absen karena cedera atau absen karena akumulasi kartu, atau Irfan Jaya absen dipanggil Timnas tentunya di posisi ini hanya menyisakan dua winger saja. Sangat Krisis bukan?
Inilah yang saya maksud momentum tepat. Dengan masuknya Andik toh masih memberikan space yang lapang dan Persebaya tentunya memiliki kedalaman skuad yang lebih tangguh.
Pemain yang layak dievaluasi adalah Kayame, Fauzi, dan Pahabol
2. Evan Dimas (Midfielder)
Sebenarnya posisi inilah yang layak dianggap penuh. Karena di sana ada Fandi Eko, Rendi, Solikin, OK John, Maitimo, Nelson Alom, M. Hidayat, Adam Maulana juga sisa satu slot yang biasanya diisi oleh pemain Asing Robertino Pugliara. Oiya, ada satu lagi dan hampir saja saya lupa yaitu Isaac Wanggai .
Akhir-akhir ini Solikin yg biasanya jadi gelandang Serang kali ini sering di tempatkan agak mundur ke belakang menjadi Holding Midfielder yang sebenarnya posisi itu ditempati oleh Nelson Alom, M.Hidayat, Adam Maulana, juga Isaac Wanggai. Dalam beberapa kesempatan, OK John juga bisa ditempatkan di posisi tersebut namun biasanya itu terjadi di babak kedua menggantikan Rendi. Barulah Solikin agak maju ke depan membantu penyerangan bersama Fandi Eko dan strategi ini juga bagus.
Lalu mengapa Solikin lebih dipercaya di posisi tersebut (gelandang bertahan) daripada M. Hidayat, Isaac Wanggai, atau Adam Maulana?
Jawabannya tentu soal performa. Mungkin menurut pelatih, Solikin lebih siap dari pemain lain. Solikin mampu menjawab kepercayaan yg diberikan pelatih dengan menunjukkan penampilan yg impresif dan saya akui itu, Good Job Solikin!
Kembali lagi ke Evan Dimas. Kalau dianggap slot ini penuh ya sebenarnya tidak juga apabila pelatih dan manajemen benar-benar ingin mendapat hasil yang maksimal di musim depan. Misalnya ingin Persebaya juara atau sekedar ingin membawa Persebaya di AFC musim 2020. Memang harus ada yang di evaluasi, harus ada yg dikorbankan.
Tidak boleh Baper, karena Persebaya ini tim besar, tidak boleh menerima pemain hanya karena kasihan, tidak tega dsb. Karena ini kompetisi yg begitu ketat, butuh mental yang kuat, butuh jiwa yang tangguh .
Dan menurut saya pemain yang layak di Evaluasi di posisi ini adalah M. Hidayat, Raphael Maitimo, Nelson Alom, OK John dan Isaac Wanggai.
Ada beberapa faktor yang menurut saya mereka layak untuk dievaluasi selain karena performa. Beberapa dari mereka ada yang usianya sudah di atas 35 tahun, juga beberapa ada yang cedera entah kapan bisa sembuh. Maka di sinilah, Evan Dimas bisa jadi opsi yang sangat menjanjikan untuk Persebaya.
3. Hansamu Yama (Stopper)
Di posisi ini Persebaya mempunyai Otavio Dutra (asing), Andri Muliadi, Rachmat Irianto juga OK John. Tetapi tadi sudah di bahas OK John saat ini lebih sering di tempatkan di Holding Midfielder dan ternyata itu lebih bagus. Dan sama halnya dengan lini depan, di lini belakang ternyata juga sangat krisis. Kalau ada pemain yg absen cedera, absen akumulasi kartu maka kelar sudah lini belakang Persebaya. Otavio Dutra kita semua tahu sering cedera, (mungkin faktor usia), Rachmat Irianto sering dipanggil Timnas U-19, belum lagi Fandry Imbiri baru saja mengundurkan diri dari Persebaya, praktis hanya menyisakan sekitar 2-3 pemain saja. Maka di sinilah Hansamu Yama bisa jadi opsi brilian untuk memperkokoh lini belakang Persebaya. Di lini belakang tidak ada pemain yang dievaluasi karena menurut saya malah butuh tambahan.
***
Demikianlah ulasan yang bisa saya berikan tentang beberapa kemungkinan Andik, Evan dan Hansamu Yama mantan pemain-pemain internal Persebaya yang saat ini sudah bisa dianggap sukses dan menjadi harapan para Bonek untuk dapat dipulangkan oleh manajemen.
Harapan kita tetap sama semoga ketiga pemain tersebut bisa benar-benar dipulangkan oleh manajemen. Semoga manajemen tidak melulu melihat soal harga, karena apabila harga Andik, Evan, atau Hansamu bila dibandingkan dengan harga Ndouassel, Simic, Jaimerson, Wiljan Pluim atau Marc Klok tentu masih jauh lebih murah dan berkali-kali lipat murahnya.
Semoga manajemen tidak pelit di musim depan. Salam satu nyali!