Karena Awaydays adalah Candu

Foto: Dok. Rizki Agil
Iklan

Musim 2018 sudah berlalu, banyak kisah suka duka. Melihat tim kebanggaan Surabaya berlaga sangat berbeda kenangannya baik laga home maupun away.

Singkat cerita, laga away pertama yang saya beranikan membawa pasangan (saat itu statusnya masih pacar) adalah away ke Solo di Piala Presiden 2018 melawan PSMS Medan, Februari lalu. Berangkat berdua via kereta api dengan nekatnya karena tiket pertandingan belum didapatkan. Sampai Kota Solo pun disambut rintik hujan.

Kita berdua sempat tak tahu harus jalan kemana menuju stadion Manahan. Berkat handphone jadul berstatus smartpohone ini akhirnya kita memanfaatkan aplikasi transportasi online untuk sampai stadion. Tiket pun sudah didapatkan dan menikmati Persebaya berlaga. Yaaaa….meskipun memang saat itu kalah adu penalti dan kita langsung pulang malam harinya. Namun itu tak membuat saya dan pacar kapok menonton Persebaya di laga away.

Kecanduan away pasangan saya (saat itu statusnya masih pacar juga) selanjutnya adalah laga away Bantul melawan PS TIRA bulan April lalu. Tak ada ajakan saya untuk berangkat away ke Bantul karena bingung mencari alasan cuti. Namun malah dia mengajak saya berangkat. Emang sudah ngerti enaknya akhirnya keenakan. Akhirnya berangkatlah kita berdua, setelah mandapatkan alasan cuti yang pasti pas. Oh iya lupa satu hal, sebenernya saya adalah orang Yogyakarta yang pindah dan tumbuh besar di Surabaya. Mengingat saya adalah orang Yogyakarta, maka untuk mendapatkan tiket pertandingan kali ini tak bingung seperti away Solo karena banyak saudara saya di Bantul maupun Sleman untuk diminta tolong membelikan tiket. Begitu pun untuk tempat menginap istirahat. Akhir laga Persebaya menang4-1 atas tuan rumah PS TIRA. Setelah laga away PS TIRA, untuk bulan Mei, Juni, Juli kita berdua sepakat untuk fokus di bulan Agustus karena itu adalah bulan di mana saya dan pacar melangsungkan pernikahan. Sido rabi akhire…

Iklan
Foto: Dok. Rizki Agil

September awal, kitaberdua mencari tanggal untuk bulan madu, dan sepakat tanggal 17-20 November adalah hari untuk bulan madu di Bali, apalagi tanggal 18 November jadwal away melawan Bali United. Tak sampai di situ, booking tiket pesawat PP plus penginapan awal September. Akhir September keluar berita Liga 1 diberhentikan sementara. Sempat pusing terpikirkan untuk batal bulan madu dan refund tiket pesawat, untungnya Liga 1 bisa dilanjutkan dan tidak mengubah jadwal pertandingan melawan Bali United.

Dua minggu sebelum berangkat, istri saya ternyata telat datang bulan dan dinyatakan hamil oleh dokter. Ini kabar menyenangkan namun membuat dilema, karena istri hamil muda yang kabarnya tidak boleh capek-capek apalagi akan melakukan perjalanan jauh via udara. Terpikirkan juga untuk tidak mengajak sang istri dan membatalkan tiket pesawat istri. Namun sang istri tetap ngotot ingin berangkat karena ingin honeymoon di Bali plus melihat Persebayaberlaga.

Baiklah, Seminggu sebelum berangkat konsultasi ke dokter kandungan untuk periksa sebelum perjalanan udara. Alhamdulillah, dokter memutuskan istri dan kandungannya dinyatakan sehat sekalipun untuk perjalanan udara. Tiket pertandingan sudah kita dapat melalui online. Meskipun ada kabar pembelian tiket online H-1 harus ditukarkan tak jadi masalah karena saya tiba di Bali tanggal 17 November siang harinya dan langsung menuju ke Stadion I Wayan Dipta untuk menukar tiket gelang. 18 November, pertandingan dilaksanakan. Persebaya menang dan Pulau Bali menyenangkan alam dan budayanya.

Away Bali merupakan away penuh cinta bagi saya dan istri. Selain kita bisa bulan madu, juga bonus kemenangan bagi Persebaya. Istri saya juga sudah mengandung anak pertama saya. Semoga saat away berikutnya saya sudah bisa mengajak anak dan istri, tidak berdua lagi. Karena awaydays adalah candu.

Inilah cerita cinta candu awaydays antara Aku, Persebaya, dan Karina.

Salam satu nyali, WANI!
Agil dan Karina

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display