EJ – Pecinta bola di tanah air nampaknya harus menunggu lama menonton tim kebanggaannya berlaga. Agenda politik pada 2019 yakni pemilu legislatif dan presiden membuat operator kompetisi tidak mau ambil resiko. PT Liga Indonesia Baru (LIB) melalui COO-nya, Tigorshalom Boboy, mengatakan bahwa kemungkinan Liga 1 2019 dimulai setelah pemilihan presiden yang dilaksanakan pada 17 April 2019.
Tigor masih akan berkonsultasi dengan PSSI dan klub peserta untuk membicarakan permasalahan ini. Izin keramaian dari Kepolisian menjadi hal yang menjadi pertimbangan operator.
“Kami punya perencanaan setelah Pilpres baru kompetisi dijalankan. Mungkin ada kalender kompetisi yang belum selesai, seperti Piala Indonesia juga belum tahu selesai kapan, lalu ada pre season, kemudian masa-masa kampanye yang di mana kami punya ketakutan sebenarnya apakah diizinkan atau tidak,” kata Tigor, seperti dikutip dari Indosport.
“Daripada ada ketidakpastian, kami berpikir mungkin amannya setelah Pilpres. Tetapi itu pun pasti kami bicarakan dengan PSSI dan klub membahas soal ini.”
Menurut Tigor, jika Liga 1 dimulai April maka kompetisi akan berakhir pada Desember 2019 bahkan Januari 2020.
Menanggapi kemungkinan mundurnya jadwal kick-off Liga 1 2019, pelatih PSM, Robert “Rene” Alberts, mengatakan jika ini merupakan tindakan tidak profesional yang ditunjukkan pengelola liga. “Sekali lagi saya terkejut dan kita baca di berita-berita bahkan mereka belum tahu liga kapan mulai. Tentu saja itu tidak profesional,” kata Robert Alberts kepada Tribunnews.
Robert mengatakan kompetisi musim depan seharusnya sudah diketahui jadwalnya begitu kompetisi musim ini berakhir. Sebagai pelatih profesional, ia harus menyusul rencana yang melibatkan banyak pihak.
“Sekali lagi sebagai coach profesional, saya terbiasa paling tidak satu bulan setelah liga berakhir, sudah tahu jadwal liga kapan akan dimulai lagi,” kata pelatih asal Belanda ini.
“Dengan begitu, tim dapat dipersiapkan dengan baik. Karena ini melibatkan banyak hal termasuk kontrak pemain, persiapan pra-musim,” tambahnya. (iwe)