Diam menakutkan, bergerak mematikan. Slogan yang sangat terkenal di kalangan Bonek dulu. Kesan berangsan, urakan, dan sering membuat ulah adalah citra Bonek. Tidak perlu ditutup-tutupi bahwa kesan itu adalah masa lalu bonek.
Akun twitter Mafia Wasit sering menuliskan sebuah quote Kotaro Minami yang berbunyi “Jika tidak berubah maka aku akan kalah”. Ini menarik untuk melihat apa yang sudah dilakukan Bonek selama 5 tahun belakangan ini.
Perlahan dan terus bergerak Bonek membuat evolusi diri sendiri secara sadar untuk menjadi lebih baik. Semua elemen dan komunitas dari kelompok kecil terus berkampanye hal positif. Belum menjangkau semua tetapi perubahan yang dihasilkan sudah sangat banyak.
Bonek. Bukan hanya suporter Persebaya saja. Terus bergerak. Memasuki ruang kehidupan dan kemanusiaan. Tidak hanya menuju tribun stadion. Pelbagai hal sudah dilakukan. Juga sedang dilakukan dan akan dilakukan.
Beberapa komunitas maupun lembaga formal dan non formal dibentuk Bonek untuk mewadahi kegiatan-kegiatan mereka. Memiliki minat yang sama dan bertujuan positif menjadikan Bonek semakin berwarna di luar tribun.
Panti Asuhan Bonek
Berlokasi di daerah Sukodono Sidoarjo. Panti asuhan ini sudah memasuki penyelesaian pembangunan gedungnya. Dana berasal dari donatur Bonek dari banyak daerah baik individu maupun perseorangan. Diinisiasi oleh komunitas Bonek SKJ27. Banyak kegiatan sudah dilakukan misalnya donor darah, santunan ke anak yatim piatu, kunjungan ke banyak rumah yatim, dan lain sebagainya.
Bonek Peduli
Sebuah kegiatan sosial terutama di daerah bencana alam dengan cara melakukan pengumpulan dana bantuan. Membelanjakan dana bantuan dan mendistribusikan langsung ke titik-titik terpencil. Terakhir rombongan bonek peduli ini menyambangi daerah Palu dan Donggala.
Di dalam “Bonek Peduli” ini juga ada “Bonek Rescue” yang sudah mengikuti pelatihan-pelatihan dari tim SAR Pemerintah Kota Surabaya. Kegiatan ini diinisiasi oleh pelbagai komunitas semua tribun.
Pemerhati Sejarah Persebaya (PSP)
Sekelompok Bonek yang tertarik pada sejarah Persebaya. Klub dengan sejarah panjang dan besar sangat membutuhkan orang-orang yang menggelutinya. Salah satu tujuannya adalah mencari, mempelajari, dan mengumpulkan kepingan sejarah panjang klubnya.
Saat ini mereka masih tergabung secara terbuka dalam grup Facebook dan beberapa kali mengadakan pameran. Terakhir mereka memamerkan koleksinya di Ciputra World. Grup di FB sangat aktif dan banyak anggotanya dari luar kota Surabaya.
Bonek Writer Forum (BWF)
Mungkin masih jarang yang mendengar apa itu Bonek Writer Forum atau biasa disebut BWF. Sebuah wadah non formal yang berisikan beberapa bonek yang meminati dunia tulis menulis. Tidak hanya terfokus yang di Surabaya. Anggotanya menyebar.
BWF yang baru berusia satu tahun ini akan membuat beberapa kegiatan berupa pelatihan menulis. Di dalamnya utamanya adalah menuliskan apa saja tentang Persebaya dan Bonek untuk meningkatkan literasi di dunia Bonek khususnya serta menambah literatur tentang Persebaya dan Bonek untuk generasi masa depan.
Komunitas Fotografi Bonek (KFB)
Dari namanya sudah bisa diartikan secara langsung. Sekumpulan bonek yang memilikipassion dalam dunia potret memotret. Beberapa hasil karyanya sudah ditampilkan di media sosial mereka. Pernah juga mengadakan pameran saat Bonek Fair 2017 lalu.
Anggotanya tidak hanya kaum laki-laki. Beberapa di antaranya adalah wanita. Foto-foto di tribun maupun lapangan dari banyak sudut sangat kuat dan banyak arti. Tidak hanya beraksi dalam stadion tetapi juga ke semua kegiatan bonek diluar stadion.
Foto-foto mereka dalam masa datang akan menjadi sebuah cerita tersendiri. Bisa menjadi bahan pelajaran penting untuk generasi Bonek masa depan.
Scream For Pride
Dulu Bonek memiliki grup band yang sering menyanyikan lagu-lagu bertema Persebaya. SFP atau Scream For Pride. Saat ini grup ini tengah vakum. Belum terlihat kembali grup band yang mencipta dan menyanyikan khusus lagu-lagu tentang Persebaya dan bonek.
SFP awalnya digawangi oleh Anom (bass), Colis (drum), Wak Breng (gitar), Mas Is (gitar), dan Capo Ipul sebagai vokalis. Lima Bonek itulah yang sangat intens bermain musik sambil mencoba menciptakan lagu. Beberapa kali sudah mengadakan mini konser dalam acara-acara Bonek.
Surabaya dari dulu gudangnya musisi. Menurut penulis dalam waktu tidak lama yakin akan lahir dari anak-anak Bonek yang satu visi bermusik akan merambah segmen ini. Khusus berkarya tentang Persebaya dan Bonek dalam dunia musik.
Ludruk
Satu lagi hal menarik dari Bonek adalah merambah seni ludruk. Luntas nama grupnya seringmenampilkan kisah-kisah menarik. Personilnya adalah Bonek. Ludruk adalah seni pentas khas Surabaya atau Jawa Timur.
Ludruk Luntas sudah beberapakali tampil dalam acara-acara yang diadakan Bonek. Guyonan khas Bonek akan selalu ditampilkan mereka. Layaknya dialog di stadion dibawa ke panggung hiburan dengan cerdas.
Bonek Student Smekdors
Sekumpulan Bonek dari Sekolah Menengah Kejuruan Dr Soetomo. Mereka berkarya dalam bidang media dan jurnalistik. Juga didukung penuh oleh pihak sekolah. Salah satu yang paling menarik adalah mereka dipercaya oleh Persebaya divisi amatir untuk membuat siaran langsung kompetisi internal. Juga membuat konten di akademi Persebaya. Bahkan saat kompetisi Elite Pro Academy mereka dipercaya juga menjadi broadcaster untuk kompetisi U-16 Persebaya.
***
Itulah beberapa kegiatan Bonek di luar tribun stadion. Penulis yakin masih banyak yang mereka lakukan atau akan dijalaninya. Juga dari banyak bidang keilmuan, seni, atau lainnya. Jaman yang serba digital sedikit memudahkan informasi dan komunikasi antar Bonek tanpa mengenal jarak. Karena Bonek selalu ingin berbuat lebih baik lagi dari waktu ke waktu.
Tahun 2019 akan segera hadir. Apa yang akan Bonek lakukan akan sangat menarik ditunggu. Bonek ada untuk Persebaya juga untuk masyarakat.
Salam satu nyali!