Bagaikan drama Korea, berjilid-jilid atau berseri-seri, dengan kisah yang selalu menarik, ada harapan, impian, dan kenyataan. Ada air mata ada emosi dan juga intrik yang tidak semua orang bisa menebak cerita akhirnya sampai berganti episode.
Itulah gambaran bursa transfer pemain di Persebaya. Dua musim terakhir selalu menghadirkan drama. Inilah salah satu yang menarik dari sepak bola. Sesuatu yang tidak pasti dan susah diprediksi tetapi selalu menarik hati.
Persebaya adalah legenda. Prestasi dan sejarah panjang masa lalu adalah dunia tersendiri. Komplek dan rumit. Besar dan sangat besar. Tidak ada yang lebih besar dari Persebaya itu sendiri di sepak bola Surabaya.
Dulu dan Sekarang
Setiap orang ada masanya, setiap masa ada orangnya. Kalimat ini juga bisa diterapkan dalam kondisi Persebaya di bursa transfer pemain. Dulu siapa saja akan selalu berkeinginan main untuk Persebaya. Jaman perserikatan atau jaman masih menjadi tim amatir. Peribahasa tidak dibayar apapun mau main untuk tim berjuluk Green Force. Kebanggaan adalah hal utama melebihi apapun. Salah satu cerita yang penulis dapat dulu hanya dibayar sembako berupa beras, gula atau minyak goreng curah yang dibungkus plastik.
Banyak pemain berduyun-duyun antri mendatangi Persebaya. Berharap dengan cemas untuk bisa menjadi tim inti. Berlatih keras, menambah latihan sendiri adalah hal-hal yang wajar untuk bersaing menjadi yang terbaik. Yang ada di pikiran hanya bagaimana bisa menggunakan jersey berlambang Persebaya.
Saat ini semua sudah berubah. Klub sudah menjadi profesional. Pemain juga sudah menjadi sebuah profesi. Roda kehidupan pemain dan keluarganya digantungkan pada sepak bola. Yakni gaji dari klub di mana ia bermain. Pemain akan mahal jika mempunyai kualitas bagus. Belum lagi jika levelnya pemain nasional.
Kebanggaan hilang? Tidak. Sebuah kebanggaan tidak akan pernah hilang. Tetapi rasionalitas pemain untuk menjadi profesional dalam bidangnya sedikit mengubah arti dari sebuah kebanggaan. Bukan menggeser intisarinya tapi menjadi realistis sesuai kondisi saat ini.
***
Gaji atau kontrak pemain sepak bola menjadi hal yang menarik. Setiap bursa transfer gagal ataupun sukses ujungnya adalah nominal kontrak. Walaupun tidak pernah ada data valid resmi tiap klub tentang gaji pemain.
Evan Dimas dan Andik Vermansah adalah dua pemain paling hot musim ini menjadi pembicaraan di Surabaya. Ya, dua pemain asli Surabaya ini diisukan akan merapat ke Persebaya.
Beberapa lama status intagram kedua pemain menjadi pantauan kalangan bonek khususnya. Juga nama Hansamu Yama Pranata. Setiap kata atau kalimat yang diposting akan membawa berbagai arti. Menarik. Semenarik hijaunya jersey Green Force yang mahal harganya tetapi ludes terjual.
Harapan tinggal harapan. Kenyataan yang diterima jauh dari impian. Andik Vermansah lebih dulu diumumkan menjadi pemain Madura United. Lalu Evan Dimas menyeberang mengikuti Jacksen F Tiago ke Barito Putera.
Berbagai komentar langsung muncul. Dugaan dan opini keluar dari segala penjuru. Hal yang wajar karena saat impian dan harapan melesat hasilnya, rasa kecewa pasti muncul. Wujud cinta kepada klub untuk pemain kesayangannya tidak berhasil didaratkan ke Persebaya. Itulah Bonek yang selalu dinamis dan tidak apatis jika terkait sebuah nama Persebaya. Bersyukurlah wahai manajemen dan owner Persebaya. Bonek selalu peduli kepada Persebaya dalam segala suasana dan situasi terburuk apapun.
***
Djadjang Nurjadman dalam sebuah wawancara dengan media mengatakan bahwa nama Andik dan Evan termasuk yang diusulkan untuk didatangkan. Selain nama-nama lainnya. Terkait kegagalan proses transfer, Djadjang mengatakan bahwa dia tidak ikut dalam proses negosiasi karena bukan wilayahnya. Kata Djanur ada kemungkinan negosiasi untuk merekrut Andik dan Evan menemui jalan buntu.
“Jadi dalam hal ini (negosiasi) saya tidak ikut. Lebih baik tanya ke manajemen,” kata Djanur kepada Kompas.com.
***
Bola saat ini ada di tangan manajemen. Isu-isu liar yang berada sudah seharusnya dijernihkan dengan adanya rilis atau statemen dari manajemen. Kegagalan merekrut Evan dan Andik harus segera dikabarkan khususnya kepada Bonek.
Kondisi klub atau apapun terkait hal itu sangat penting untuk dikabarkan. Bagimanapun Evan dan Andik sudah menjadi impian besar Bonek. Bonek sudah berbesar hati dengan iklas mengucapkan selamat dan semoga sukses diklub baru kedua pemain. Yang dibutuhkan saat ini adalah proses apa yang membuat manajemen gagal melakukan deal terhadap keduanya.
Jika itu sudah dilakukan, maka fokus pembentukan tim ke depan kembali berjalan normal. Masih ada satu nama lagi. Hansamu Yama Pranata. Pihak Barito Putera sudah mempersilakan Hansamu untuk melanjutkan karirnya. Kontrak sudah tidak diperpanjang.
Harapan dan impian Bonek masih ada untuk satu nama. Saat tulisan ini dibuat belum ada berita kemana Hansamu akan bermain.
Semoga satu impian dan harapan bonek akan terpenuhi musim ini. Untuk kemudian mendukung menejemen membentuk tim menjadi tangguh. Dan siap lebih baik atau juara musim 2019 nanti.
Bolehkan, saya mengucapkan selamat datang Hansamu Yama Pranata? Impian dan harapan harus tetap menyala, walaupun terkena badai di musim hujan.
Salam satu nyali!