Menerka, Jika Kesepakatan Bagong Tak Dipenuhi

Koreo Bonek Tribun Kidul. Foto: Joko Kristiono/EJ
Iklan

Ada Aksi, selalu ada Reaksi. Begitulah hukum alam terjadi. Tidak mungkin melakukan reaksi, jika tidak ada aksi. Itulah yang kemudian melatarbelakangi lahirnya Kesepakatan Bagong yang digagas oleh para Bonek.

Kesepakatan tersebut tidak ujug-ujug digagas. Kesepakatan yang lahir dari bentuk kejujuran dan kecintaan hakiki sebuah penggemar kepada seluruh elemen yang hidup di Persebaya. Kesepakatan yang akan melahirkan harapan baru di ujung sisa-sisa hari jelang pergantian tahun.

Ada enam butir kesepakatan yang diminta para bonek. Isinya bisa baca sendiri di Emosijiwaku.com. Enam kesepakatan tersebut dibuat dengan banyak pertimbangan, karena melibatkan banyak kepala. Tulisan ini sedang tidak membahas isi kesepakatan tersebut. Tetapi ada hal lain yang lebih penting untuk dibahas.

Apa itu?

Iklan

Bagaimana jika Kesepakatan Bagong tersebut tidak dipenuhi oleh Manajemen Persebaya? Sebuah pertanyaan sederhana, yang wajib dijawab oleh para Bonek.

BACA:  Berbeda-Beda Tetapi Tetap Satu, Persebaya!

Pada butir keenam tertulis: “Dan apabila, sampai batas waktu tersebut tidak ada tindakan nyata dari pihak manajemen terkait tuntutan point-point diatas. Kami akan menggelar aksi bersama.”

Rangkaian kalimat yang penuh tekanan, disuarakan oleh para Bonek. Ada kalimat “Menggelar Aksi Bersama,” adalah sebuah respon yang terjadi jika tidak menemukan jalan keluar.

Tetapi bagaimana bentuk aksi yang dimaksud? Vandalis? Simpatis? atau seperti apa?

Mengekspresikan sesuatu bisa bermacam-macam bentuknya, semua tidak lepas dari tuntutan yang disuarakan. Berekspresi yang berlebihan inilah yang wajib dihindari oleh seluruh Bonek. Image positif yang dibangun selama ini, jangan dihancurkan dengan ekspresi yang berlebihan. Harga yang mahal untuk sebuah reputasi.

BACA:  Unggul Jauh, Website Persebaya Paling Populer di Liga 1

Kekhawatiran akan ekspresi berlebihan itulah, kadang muncul ketika jutaan Bonek berkumpul bersama. Ada perasaan komunal yang itu muncul, seolah-olah dengan bersama merasa bisa segalanya. Tetapi Bonek sekarang sudah berubah. Banyak cara-cara yang lebih elegant untuk menyuarakan sesuatu.

Tuntutan tetap tuntutan, wajib disuarakan. Tetapi wajib juga bagi Bonek untuk selalu berfikir luas, jernih, dan realistis. Biarkan manajemen bekerja lebih dulu, bisa jadi mereka sedang merencanakan sesuatu yang jauh lebih baik dari perkiraan para Bonek. Menaruh pikiran positif kepada orang lain, memang hal yang tidak mudah. Tetapi untuk kali ini, wajib bagi Bonek selalu berfikir demikian.

Lantas, apa yang terjadi jika memang benar tuntutan tidak direspon?
Kita tunggu saja.

Bangkalan 2018

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display