Tak hanya sekali ini saja Persebaya menghadapi pengunduran jadwal. Sejak masih mengikuti kompetisi Liga 2 2017, pengunduran jadwal agaknya menjadi suatu hal yang biasa bagi Persebaya. Alasan pengunduran jadwal kebanyakan karena ketidakmampuan panpel lawan Persebaya menggelar pertandingan. Anehnya, Persebaya tak diberi kemenangan WO (Walk Out) dan harus pasrah menerima keputusan pengunduran jadwal.
Persebaya kembali menghadapi ketidakjelasan pertandingan. Laga di babak 32 besar melawan Persinga terancam mengalami pengunduran jadwal kembali. Laga ini seharusnya dimainkan di Stadion Ketonggo, Ngawi, Selasa (22/1) lalu. Namun, panpel Persinga gagal menggelar pertandingan dengan alasan tidak adanya jaminan keamanan. Panpel pun menyerahkan keputusan kepada PSSI.
Kemudian, ada kabar bahwa laga akan digelar di Stadion AAL Bumimoro, Surabaya dengan panpel dari Asprov PSSI Jatim. Namun laga kembali gagal digelar karena tak ada keputusan tegas dari PSSI. Stadion AAL Bumimoro pun tak bisa dipakai karena digunakan untuk acara lain.
PSSI kemudian menerbitkan sebuah surat keputusan untuk mengundurkan jadwal laga kedua tim. Jadwal laga diundur pada Rabu (30/1) dengan venue yang masih dalam konfirmasi. Artinya, jadwal ditetapkan dengan venue pertandingan yang belum jelas.
Hingga H-3 pertandingan, venue pertandingan tak kunjung jelas. Padahal sesuai regulasi Piala Indonesia, panpel harus sudah menetapkan venue pertandingan H-7. Jika tidak bisa menetapkan, maka tim tuan rumah akan terkena sanksi kalah WO.
Dengan kondisi ini, sudah saatnya Persebaya mengambil sikap tegas. Jika tidak, maka PSSI dan tim lawan Persebaya akan seenaknya mengundurkan jadwal. Tentu yang rugi adalah Persebaya.
Tim pelatih tentu telah menyiapkan program untuk menghadapi babak 32 besar Piala Indonesia. Pengunduran jadwal akan membuat program yang dijalankan menjadi berantakan. Manajemen juga tidak bisa mempersiapkan hal-hal di luar pertandingan jika jadwal tidak jelas. Selain tim dan manajemen, suporter Persebaya juga sangat dirugikan.
Karena itu, Persebaya harus mengultimatum PSSI untuk tidak mengundurkan jadwal lagi. Laga harus digelar pada Rabu mendatang. Jika tidak bisa digelar maka Persebaya harus menuntut kemenangan WO. Jangan hanya pasrah jika jadwal kembali diundur. Regulasi sudah menjamin.
Jika PSSI ngotot mengeluarkan surat keputusan pengunduran jadwal, Persebaya harus mengabaikannya meski dengan resiko kalah WO. Persebaya sebaiknya mengundurkan diri dari turnamen karena PSSI telah melanggar regulasi yang dibuatnya sendiri. Toh tidak ada ruginya jika Persebaya tidak mengikuti turnamen yang dikelola dengan kualitas tarkam ini.
Persebaya adalah tim besar yang dikelola secara profesional. Sudah seharusnya Persebaya mengambil sikap tegas agar ke depannya tidak gampang dipermainkan. Jika memilih pasrah, maka raksasa sepak bola ini akan terus dibuat mainan. Saatnya tegas!
Salam redaksi