Kita Persebaya. Sebuah slogan yang muncul jika tidak salah pada babak 8 besar Liga 2 tahun 2017. Tidak ada keterangan resmi ataupun kronologis yang jelas tentang slogan ini. Tapi ini sangat dalam. Dalam persepsi masing-masing.
Musim 2019 kompetisi Liga Indonesia masih belum jelas. Jadwal dan regulasi semuanya masih gelap. Saat ini publik sepak bola dihadapkan pada masalah mafia sepak bola. Pengaturan skor yang melibatkan hampir semua perangkat sepak bola. Baik itu di federasi maupun klub. Semua kasta bahkan sampai kompetisi amatir Piala Soeratin.
Satgas Mafia Bola (SMB) yang dibentuk Kapolri Jendral Tito Karnavian langsung bekerja. Dua bulan sejak dibentuk sudah menetapkan lebih dari 10 tersangka. Dinahkodai perwira tinggi bintang satu Hendro Pandowo dan Krisna Murti. Terakhir adalah penetapan tersangka kepada pelaksana tugas PSSI Joko Driyono.
Kongres Luar Biasa PSSI
Begitu Joko Driyono ditetapkan sebagai tersangka menyusul beberapa Exco, secara organisasi PSSI kolaps. Joko Driyono memimpin rapat Exco memutuskan akan segera menyelenggarakan KLB. Dalam beberapa kabar KLB akan dilakukan setelah pemilihan umum bulan April 2019.
Dalam KLB nanti sudah disepakati akan membentuk Komite Pemilihan dan Komite Banding. Tentu saja akhirnya akan memilih ketua umum dan semua perangkatnya untuk menjalankan roda organisasi. Voter-voter akan segera mengusulkan beberapa calon.
Sampai tulisan ini dibuat, belum ada voter yang secara terbuka mengajukan calon ketua secara resmi. Baik itu klub, asosiasi propinsi, dan voter lainnya. Beberapa nama beredar ke pemukaan. Ada yang digadang-gadang maju. Ada juga yang dengan penuh ambisi menyatakan maju. Sebut saja ada nama Erick Tohir, Syauqi Soeratno, Khrisna Murti, Muhaimin Iskandar.
Persebaya dan Bonek
Pemilu Presiden dan Legislatif akan dilaksanakan 17 April 2019. Masih ada waktu sekitar dua bulan minimal akan dilangsungkannya KLB PSSI. Dalam jeda waktu itu masih ada turnamen pramusim Piala Indonesia dan Piala Presiden.
Di media sosial banyak beredar usulan dan desakan dari Bonek agar Persebaya bersikap tegas dan berani. Dalam hal ini adalah berani memilih sosok yang bersih dan berintegritas untuk diajukan sebagai ketua PSSI. Juga membawa agenda yang baik untuk diusulkan dalam KLB nanti.
Untuk itu ada baiknya semua stakeholder Persebaya khususnya manajemen dan Bonek duduk melingkar secara bersama. Saling memberi masukan dan argumen masing-masing. Pasti nanti akan ada perbedaan. Hal yang wajar. Tetapi pada satu titik akan ada keputusan bersama.
Satu suara antara manajemen dan suporter untuk diusulkan dalam KLB. Momentum seperti ini harus dimanfaatkan oleh keduanya. Tahan ego masing-masing untuk kepentingan besar yaitu sepak bola Indonesia yang sehat.
Jadilah pioner tentang suara klub di kongres itu juga suara suporternya. Urat nadi sepak bola adalah pada suporternya.
Mari kita mulai dari Surabaya. Manajemen duduk bersama Bonek untuk sepak bola Indonesia yang sehat dan membahagiakan.
#KITAPERSEBAYA. Salam satu nyali!