Merasa Dirugikan, RD Curhat Kenangan Buruk dan Minta Wasit Diistirahatkan

Wasit Handri Kristanto mengeluarkan kartu merah kepada Manahati Lestusen. Foto: Joko Kristiono/EJ
Iklan

EJ – Babak 8 besar Piala Presiden 2019 antara Persebaya Surabaya melawan Tira Persikabo berakhir dengan skor 3-1 untuk kemenangan tuan rumah. Sayang, kemenangan Bajol Ijo di Gelora Bung Tomo diwarnai sedikit ketegangan di akhir pertandingan.

Usai peluit babak kedua dibunyikan oleh wasit Handri Kristanto, semua ofisial dan pemain Tira Persikabo menyerang wasit asal Semarang itu. Pengadil pertandingan itu dinilai pelatih Rahmad Darmawan melakukan kesalah fatal dalam mengambil keputusan.

Keputusan penalti dan proses gol ketiga Persebaya yang dinilai berbau offside memicu kemarahan para pemain Tira. Rifad Marabessy yang tidak terima dengan keputusan penalti langsung mendorong tubuh wasit. Aksi Rifad berbuah kartu merah.

RD, sapaan akrab Rahmad Darmawan, mengatakan jika ia memiliki kenangan jelek saat dipimpin oleh wasit Kristanto. Saat itu, Pelita Jaya melawan Arema bermain di Malang. Keputusan yang dibuatnya merugikan tim yang diarsitekinya pada 2012 silam.

Iklan

“Ini juga akan menjadi koreksi. Saya kenal persis sama wasit ini karena saya juga punya sejarah dengan dia. Waktu itu, (kami) bermain di Malang. Pelita jaya melawan Arema. Wasit itu melakukan kesalahan namun masih tetap eksis memimpin. Maaf, mungkin dia saat ini baik, tapi dari koreksi, dia harus istirahat,” kata RD usai pentandingan.

RD terlihat berlari menghampiri Kristianto dengan diikuti beberapa pemain dan ofisial. Sekitar enam pemain mengerumuni pengadil lapangan itu. Namun upaya mengejar wasit langsung dicegah oleh aparat kepolisian. Apa yang diinginkan RD?

“Saat peluit babak kedua usai, saya lari ke dia. Saya ndak marah, saya cuma bertanya, kenapa sih kamu kok gak kapok melakukan hal seperti itu. Saya ingin tahu jawaban dia seperti apa,” ujar mantan pelatih Mitra Kukar ini. (dit)

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display